Ranpur Buatan Anak Negeri

Ada beberapa macam ranpur yang telah dibuat oleh anak negeri untuk kepentingan TNI dalam menjaga negeri ini

Pesawat SU-30

Pesawat dari keluarga Sukhoi ini pesawat MultiRole buatan Rusia yang melengkapi angkatan peralatan Tempur TNI AU

Senapan Serbu (SS2) V5 Buatan PT Pindad

Senapan SS2 buatan Pindad yang telah mengantarkan Militer Indonesia menjuari kejuaraan Tembak di beberapa Negara

Kapal Trimaran

Kapan Cepat Rudal yang akan di produksi oleh Indonesia di Banyuwangi pada tahap kedua dimana yang tahap pertama kapal tersebut telah terbakar.

Monday, April 13, 2015

Amerika Serikat Protes, Pesawatnya Disergap Jet Tempur Rusia

Pesawat tempur Amerika Serikat F-22 menjegat Bomber Rusia di Alaska pada 2011. September 2014, pesawat F-22 menjegat lagi dua Bomber Bear TU-95, dua Mig-31, dan dua pesawat tanker IL-78 di pantai Alaska. Peristiwa ini diduga terkait meningkatnya ketegangan NATO dan Rusia akibat krisis Ukraina. USAF

Washington – Amerika Serikat melayangkan protes ke Moskow setelah jet tempur Rusia mencegat pesawat terbangnya dengan cara yang tidak aman dan profesional, Selasa, 7 April 2015.

Dalam keterangannya kepada media, markas pertahanan di Pentagon menyatakan sebuah pesawat angkut militer AS, RC-135U, disergap jet tempur Rusia SU-27 Flanker ketika terbang di atas Laut Baltik pada Selasa lalu. “Insiden ini berlangsung di wilayah udara internasional di sebelah utara Polandia.”

Menurut juru bicara Pentagon, Mark Wright, awak pesawat AS yakin aksi yang dilakukan pilot Rusia itu sangat membahayakan dan tidak profesional. Mereka bermanuver agresif ketika mendekati pesawat yang dikendalikannya dan berkecepatan tinggi.

Kantor berita milik pemerintah Rusia, Sputnik, mengabarkan, burung besi AS tersebut terbang menuju perbatasan Rusia dalam kondisi transponder dimatikan. “Jet Rusia sengaja terbang di sekitar pesawat AS beberapa kali untuk mengidentifikasi dan mengetahui nomor ekor pesawat,” tutur Mayor Jenderal Igor Konashenkov, juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia.

Namun demikian, keterangan Konashenkov dibantah salah seorang pejabat Komando Eropa-AS. “Menyebut transponder mati adalah sebuah kesalahan,” ucapnya.

Wright berujar, Pentagon dan Kementerian Luar Negeri akan mengajukan protes sesuai dengan jalur diplomatik kepada Rusia.

Ini bukan pertama kali AS mengeluh soal insiden pencegatan melibatkan RC-135U dan SU-27. Setahun lalu, sebuah jet Rusia terbang dengan kecepatan tinggi di atas Laut Okhotsk, sebelah barat Pasifik. Pejabat di AS menyebutkan aksi itu merupakan tindakan paling berbahaya dalam beberapa dekade ini. Selanjutnya Pentagon mengajukan komplain ke militer Rusia mengenai kejadian ini. (TEMPO.CO)

Sumber: JKGR

Ini Peran Kelompok Din Minimi yang Bunuh Dua TNI


Kapolda Aceh Irjen Pol Husein Hamidi memperlihatkan barang bukti yang berhasil disita dari tersangka komplotan bersenjata pimpinan Din Minimi di Polres Lhokseumawe, Senin 13 April 2015. (VIVA.co.id/Zulfikar Husein)

Selama 2014 hingga April 2015 Polda Aceh berhasil menangkap sedikitnya 13 anggota kelompok bersenjata pimpinan Din Minimi. Komplotan ini terlibat sejumlah kasus kriminal bersenjata di Aceh, salah satunya penculikan dan pembunuhan dua anggota Kodim TNI Aceh Utara beberapa waktu lalu. Semua yang berhasil ditangkap memiliki peran yang berbeda-beda.

Kapolda Aceh, Irjen Pol Husein Hamidi, pada saat konferensi pers di Polres Lhokseumawe menjelaskan, polisi berhasil menangkap 13 tersangka di sejumlah wilayah di Aceh termasuk di wilayah Riau. Berikut kronologinya:

Pertama kali polisi berhasil membekuk DN dan NR, mereka anak buah Din Minimi. Kemudian polisi berhasil menangkap SH dan AR. Keduanya berperan sebagai penyuplai logistik untuk kelompom bersenjata tersebut.
Lalu polisi mencokol IR yang bertugas memantau lokasi dan pengawas dalam aksi penculikan di Dewantara, Aceh Utara, 18 Februari 2015.

Lalu polisi menangkap yang bertugas pemasok logistik. Juga MM yang juga bertugas memasok logistik dan mencari target atau korban yang akan diculik. “Dia (MM) juga penjemput Din Minimi dari Aceh Timur ke Aceh Utara,” kata Kapolda Aceh.

Sementara di Riau, polisi berhasil menangkap YM dan MD. Keduanya berperan sebagai penculik dan melakukan pengancaman. Kamudian pada 10 April 2015, polisi berhasil menangkap seorang kurir senjata api, MA. Juga DK yang bertugas menyimpan titipan senjata api untuk Din Minimi cs.

Setelahnya, polisi menangkap AR bersama seorang anak buahnya yang berperan sebagai penyuplai senjata api. Selain itu AR dan anak buahnya juga bertugas merekretu anggota baru. “Yang bersangkutan juga residivis. Bukan hanya 2014 dan 2015, tapi tahun-tahun sebelumnya dia juga sering melakukan kriminal,” kata Kapolda.

Sumber: Vivanews.

Pesawat Baru Gagasan PT DI Bakal Mirip KRL

Pesawat komersial baru yang digagas PT Dirgantara Indonesia punya konsep berbeda dengan biasanya. Bukan mengandalkan ketangguhan teknologi seperti umumnya pesawat baru dibuat, melainkan mengandalkan kekuatannya melayani penumpang.

Presiden Direktur PT Dirgantara Indonesia, Budi Santoso, mengungkapkan, pesawat baru itu ditargetkan akan melayani rute-rute pendek, misalnya Tanjung Karang - Palembang, Jakarta - Cirebon, dan lainnya.

Pesawat yang diberi nama N-245 itu mungkin saja punya target tujuan akhir sama jauhnya dengan pesawat biasa namun memiliki beberapa pemberhentian untuk menurunkan dan menaikkan penumpang di titik tersebut. Istilahnya, multi hop atau spoke to spoke.

Sebagai contoh, pesawat terbang dari Jakarta dengan target akhir Surabaya. Namun, pesawat tersebut berhenti di Cirebon dan Semarang untuk naik turun penumpang. "Jadi seperti KRL," kata Budi saat ditemui di National Innovation Forum di Puspiptek Serpong, Senin (13/4/2015).

Ya, mungkin sekarang sudah ada pesawat yang melayani jarak tertentu dengan pemberhentian di antaranya. Namum, rute N-245 bakalan lebih pendek, maksimal hanya 200 mil laut sekali terbang.

Budi mengatakan, N-245 awalnya bisa dikonsentrasikan ke rute pendek dengan minat penumpang kecil. Namun di masa depan, pesawat tersebut bisa dioperasikan lebih luas. Budi percaya, minat warga Indonesia untuk naik pesawat walaupun dengan jarak pendek bakal tumbuh.

Direncanakan memiliki kapasitas angkut 50 penumpang. N-245 diharapkan mampu bersaing dengan pesawat jenis ATR 42 dan Q 300. Syukur jika N-245 juga bisa menggantikan pesawat seperti ATR 72 yang kini dipakai maskapai macam Garuda Indonesia untuk rute pendek.

Budi menuturkan, N-245 adalah pengembangan dari CN-235. Sayap pesawat tersebut akan menggunakan sayap yang sebelumnya dikembangkan untuk CN-235. Untuk badan pesawat, dasarnya adalah badan CN-235 yang kemudian dimodifikasi bagian ekornya.

Saat ini, N-245 tengah memasuki tahap perencanaan. Ke depan, akan ada simulasi dan evaluasi secara ekonomi sebelum pengembangannya. Bila memang memungkinkan secara ekonomi, N-245 akan mulai dikembangkan tahun depan.

Budi mengatakan, pengembangan N-245 bakal lebih murah. Bila pengembangan pesawat N-250 sudah menelan biaya hampir 2 miliar dollar AS, pengembangan N-245 hanya akan menelan biaya sekitar 150 juta dollar AS.

Ia juga menambahkan, keuntungan pengembangan juga akan dicapai lebih cepat. Dengan adanya 50 - 70 pembelian saja, keuntungan sudah akan didapat. "Sekarang waktunya kita juga harus berpikir ekonomi," kata Budi.  

Sumber: Kompas

Harga Murah Sukhoi SU-35 Menarik Perhatian di Indonesia

Sukhoi. www.media.npr.org
Indonesia telah mengincar harga murah pesawat Sukhoi SU-35 untuk menggantikan F-5 Tigers.

Kepala United Aircraft Corporation (UAC) Yuri Slyusar mengatakan kepada Interfax di Kota Ho Chi Minh pada Selasa, menyatakan bahwa Indonesia tertarik untuk membeli pesawat ini. Negosiasi awal telah dimulai.

Kantor berita Antara melaporkan pada bulan Februari bahwa Angkatan Udara Indonesia ingin mengganti pesawat F5 yang menua dengan pesawat tempur Sukhoi Su-35 multirole dari Rusia.

Mengutip Marsekal Agus Supriatna bahwa Sukhoi Su-35 sepenuhnya memenuhi permintaan Angkatan Udara Indonesia untuk pesawat tempur garis depan. Lebih lanjut ia menambahkan bahwa ia tidak mengharapkan teknisi Indonesia memiliki masalah pelayanan pesawat tersebut.

Sukhoi Su-35 saat ini beroperasi di Angkatan Udara Rusia. Pesawat tempur bermesin ganda yang merupakan turunan lanjutan dari pesawat asli Su-27 era Soviet mampu terbang yang tinggi, cepat dan membawa sebuah senjata yang sangat besar dan sensor payload. Biaya pesawat sekitar $ 65.000.000 dibandingkan dengan Eurofighter dan Dassault Rafale lebih murah hampir tiga kali lebih.

Saat ini, Indonesia mengoperasikan dua jenis Sukhoi jet, Su-27 dan Su-30 MK2.[defenseworld]

Sumber: Garuda Militer  

China Geram dengan Campur Tangan AS di LCS

Peta dikeluarkan Kementrian pendidikan sekolah dasar RRC
pada tahun 1938
Pihak berwenang China tidak puas dengan tindakan Presiden AS Obama yang mencampuri urusan dalam negeri di kawasan Asia, ungkap surat kabar Jerman “Die Welt” dalam laporannya. Secara resmi China menyalahkan AS karena intervensinya di Asia, dan ke depan diminta harus menahan diri dari campur tangan urusan wilayah Asia.

China mencari perdamaian dan stabilitas dan siap berpartisipasi dalam negosiasi untuk mengurangi ketegangan di wilayah tersebut, ujar perwakilan dari Kementerian Luar Negeri China, Hua Chunying.

Sebelumnya, Presiden AS Barack Obama menuduh Cina perilaku agresif dalam konflik dengan negara tetangga atas wilayah tertentu di Laut Cina Selatan. China tidak selalu mematuhi “norma dan aturan internasional,” terkait sengketa teritorial dengan negara-negara tetangga, kata Presiden AS Barack Obama.

Menurut Obama, China menggunakan ukuran dan kekuatannya, untuk memaksa negara-negara dalam posisi tertekan. Chunying membantah tuduhan tersebut, dan mengungkapkan harapan agar Amerika Serikat membantu mempromosikan stabilitas dan perdamaian di kawasan Asia. Pejabat itu juga menyatakan bahwa “negara-negara yang tidak memiliki klaim wilayah harus tetap menjauh dari urusan tersebut,” menurut surat kabar “Die Welt”.

Kawasan Asia ditandai dengan bergemuruhnya berbagai sengketa teritorial selama bertahun-tahun. Sengketa itu melibatkan China, Vietnam, Taiwan, Filipina dan negara-negara Asia lainnya.(sputniknews)

Sumber: JKGR

Rusia dan India Upgrade Su-35 fighter Generasi Kelima

Rusia dan India telah menandatangani kesepakatan untuk bersama-sama mengembangkan pesawat generasi kelima dari Su-35 super Flanker multirole fighter, menurut laporan  Defense News di Virginia.

Pesawat tempur ini akan menjadi pesawat tempur generasi kelima seperti pesawat AS Lockheed Martin F-22 Raptor dan F-35 Lightning II, dan berbeda dengan versi generasi keempat dari Su-35 di mana Rusia dan China sedang menegosiasikan kesepakatan.

Su-35 super Flanker akan kalah bersaing dengan pesawat tempur generasi kelima lainnya dan China tidak perlu terjebak dalam permainan one-upmanship dengan India dan Rusia, kata seorang ahli yang dikutip dari tabloid global Times.

Generasi kelima Su-35S  
Defense News mengutip seorang dalam militer Rusia yang menyatakan bahwa Moskow dan New Delhi telah menandatangani kesepakatan untuk merancang pesawat yang disebut Rusia sebagai generasi kelima dari Su-35 di India, dengan varian India yang disebut Su-35S. Sergey Chemezov, CEO perusahaan negara ekspor teknologi Rusia Rostec, dikutip oleh situs web yang mengatakan, "Kami telah melakukan negosiasi dan telah menandatangani protokol untuk Su-35 ... Sekarang kita bekerja pada merancang ide-ide untuk kontrak ini dan menciptakan platform manufaktur untuk pesawat generasi kelima."

Perubahan dari generasi keempat Su-35 kepada generasi kelima Su-35S akan memerlukan upgrade besar. Laporan di Defense News mempertanyakan kemampuan Su-35S dengan F-35. Seorang pejabat Angkatan Udara India mengatakan Rusia telah beberapa kali selama enam bulan terakhir, yang menyatakan bahwa hal itu dapat menggantikan pesawat MiG-21 dan MiG-27 Angkatan Udara India, yang direncanakan akan pensiun dari layanan dalam tujuh sampai delapan tahun mendatang.

Rusia dan India telah bekerja sama pada pengembangan pesawat tempur siluman generasi kelima, PAK FA T-50. Laporan Defense News bahwa alasan Rusia tiba-tiba mengumumkan program pengembangan pesawat tempur siluman karena mereka mencoba untuk mengalahkan Perancis atas penolakan Paris untuk menyerahkan dua kapal serbu amfibi kelas Mistral kepada Rusia. Pada tahun 2012, New Delhi memutuskan untuk membeli 126 pesawat tempur multirole Dassault Rafale dari perusahaan Perancis tetapi mereka tidak mampu mencapai kesepakatan akhir karena masalah harga dan permintaan transfer teknologi. Sebuah sumber industri Rusia yang dikutip dalam laporan itu mengatakan Su-35S akan dikenakan biaya senilai US $ 85 juta yang sangat kompetitif bila dibandingkan dengan Rafale, dan akan menimbulkan ancaman bagi kesepakatan antara Perancis dan India. Sebuah laporan di Economic Times di New Delhi sebelumnya menyatakan bahwa Angkatan udara India diperintahkan untuk mencari solusi pengganti pesawat tempur yang menua dengan pesawat Rusia ataupun Perancis.

Cina dan Generasi Keempat Su-35  
Sebelumnya telah banyak berita di media perihal China sebagai negara pertama yang mendapat pengiriman dari Su-35. Menurut laporan sebelumnya pada website, China akan menandatangani kesepakatan pada tanggal 19 Mei untuk membeli 24 pesawat Su-35 dari Rusia. Seorang pejabat Rusia telah menyatakan bahwa kesepakatan itu melibatkan generasi keempat Su-35, bukan generasi kelima Su-35S. Pejabat itu menambahkan, bagaimanapun, bahwa China akan menjadi negara pertama di dunia untuk membeli pesawat Su-35.

Laporan Defense News tidak memberikan rincian perbedaan antara Su-35 dan Su-35S. Namun, seorang ahli militer Cina yang dikutip oleh Global Times menyatakan bahwa pesawat tempur generasi kelima kemungkinan akan didasarkan pada platform Su-30MKI bahwa Rusia dan India mengembangkan bersama-sama dan akan dilengkapi dengan avionik pesawat tempur generasi kelima canggih yang dibeli oleh India, termasuk elektronik radar, sensor inframerah untuk target jangkauan yang lebih panjang dan link data kustom taktis sesuai dengan kebutuhan Angkatan Udara India, bersama dengan peralatan anti-interferensi listrik. Sumber tersebut juga menyatakan bahwa pesawat tempur kemungkinan telah membatasi kemampuan siluman, termasuk pelapisan logam di kabin dan bahan stealth. Kemampuan stealth sebagian besar bergantung pada desain eksterior pesawat, katanya. Generasi kelima F-22 yang memancarkan radar hanya 1 meter persegi dan pembuat pesawat Rusia Sukhoi telah menyatakan bahwa Su-30 memancarkan radar sekitar 20 meter persegi.

Menurut Global Times, sebagai gambaran Su-35S tidak akan merombak total struktur luar, sehingga tidak mungkin mampu menandingi kemampuan pesawat siluman F-22. Langkah untuk penamaan Su-35S sebagai sebuah pesawat tempur "generasi kelima", tampaknya sedikit lebih didorong oleh propaganda dari kenyataan. Mengingat bahwa Su-30MKI masuk ke produksi pada tahun 2002, enam tahun setelah India dan Rusia menandatangani perjanjian pengembangan bersama, Su-35S kemungkinan akan mengambil waktu yang yang cukup lama untuk mengembangkan dan menjalani tes sebelum dapat ditugaskan atau dijual.

Mungkinkah pesawat generasi bisa diupgrade ke generasi kelima?  
Seorang pakar militer China menyatakan bahwa pesawat generasi keempat dapat ditingkatkan untuk memberikan kemampuan mendekati pesawat generasi kelima. Hal ini jelas di bidang avionik, jika investasi yang cukup, avionik Su-35S bisa melampaui pesawat T-50. Melalui pembelian nozel generasi kelima dengan dorongan besar untuk rasio berat, Su-35S bisa mencapai tingkat manuver subsonik yang sama dengan yang ada pada T-50.

Dalam hal eksterior masih cukup kesenjangan yang besar antara pesawat generasi keempat dan generasi kelima. Terutama dalam hal supercruise dan kemampuan siluman, aspek di mana Su-35S tidak dapat bersaing dengan F-22 atau T-50. Ahli Cina menyatakan bahwa Cina dan India tidak harus bertengkar di mana Su-35 lebih maju, karena Su-35 hanyalah sebuah pesawat pelengkap yang akan memainkan peran sementara armada udara China. Pengembangan dari Su-35S juga akan memakan waktu, di dalam negeri China telah dikembangkan generasi kelima pesawat tempur siluman China J-20 dan akan mungkin sudah siap untuk ditugaskan bila Su-35S siap untuk layanan. [Defensenews]

Sunday, April 12, 2015

Pemboman di Sinai, 13 prajurit-warga sipil tewas

Al-Arish, Mesir (ANTARA News) - Dua pemboman berdarah di Provinsi Sinai Utara, Mesir, Minggu (12/4), menewaskan 13 personel polisi serta militer dan satu warga sipil, selain melukai sebanyak 47 orang.

Seorang pembom bunuh diri yang mengemudikan mobil yang diisi peledak menabrak satu kantor utama polisi di Kota Al-Arish, Sinai Utara, menewaskan delapan orang, membuat sebanyak 45 orang lagi luka parah dan merusak sejumlah rumah di dekatnya, kata beberapa sumber medis dan keamanan kepada Xinhua.

Kementerian Dalam Negeri Mesir menyatakan delapan orang yang tewas terdiri atas tujuh polisi dan satu warga sipil.

Petugas pemadam dan pekerja pertolongan bergegas ke lokasi kejadian, sementara petugas polisi menutup jalan tempat serangan itu terjadi, demikian laporan Xinhua di Jakarta, Senin pagi.

Jaksa Agung Mesir juga memerintahkan penyelidikan mengenai serangan tersebut untuk mengungkap pelakunya.

Pemboman itu terjadi beberapa jam setelah enam prajurit militer tewas ketika satu bom pinggir jalan di zona militer di Kota Sheikh Zuweid, Sinai Utara, meledakkan satu kendaraan lapis baja militer yang membawa prajurit yang sedang tidak bertugas dari kamp mereka.

Pada Ahad pagi, satu mobil yang diisi bom meledak di dekat satu tempat ibadah di Kota Zagazig, sebelah utara Ibu Kota Mesir, Kairo. Tak ada laporan mengenai korban cedera atau kerusakan akibat peristiwa itu.

Ledakan pada Ahad terjadi sehari setelah satu pengadilan Mesir menjatuhkan hukuman mati atas pemimpin Ikhwanul Muslimin Mohamed Badie dan 13 lagi anggota kelompok terlarang tersebut serta hukuman penjara seumur hidup atas 37 anggota Ikhwanul Muslimin yang menghadapi tuntutan melakukan kekerasan.

Pemimpin spiritual Ikhwanul Muslimin itu dan terpidana lain dihukum karena mengelola ruang operasi guna mengerahkan anggota kelompok tersebut untuk menyerang pasukan keamanan dan menyebar kekacauan setelah pembubaran dua aksi-duduk utama di Kairo pada Agustus 2013.

Ansar Bayt Al-Maqdis, yang berpusat di Sinai dan belum lama ini menyampaikan janji setia kepada kelompok fanatik Negara Islam (IS), mengaku bertanggung-jawab atas sebagian besar serangan anti-pemerintah di Mesir.

Operasi militer meningkat, terutama, di daerah bergolak Semenanjung Sinai setelah penggulingan presiden Mohamed Moursi oleh militer sebagai reaksi atas protes massal terhadap kekuasaan satu-tahunnya pada 2013.

Kelompok pemrotes menyatakan serangan itu, yang terutama ditujukan kepada militer dan polisi, adalah pembalasan terhadap pembubaran dua aksi duduk pro-Moursi oleh petugas keamanan sehingga menewaskan hampir 1.000 orang.

Pada awal April, sedikitnya 15 prajurit militer dan empat warga sipil tewas dan sebanyak 40 orang lagi cedera dalam serangkaian serangan bersenjata terhadap beberapa pos pemeriksaan di Kota Sheikh Zuweid, sementara serangan pasukan keamanan pada hari yang sama menewaskan tak kurang dari 55 gerilyawan.

Sumber: AntaraNews

BATAN Bakal Bangun PLTN Mini Non Komersial di Serpong

Ilustrasi
Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) berencana membangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) mini non komersial di Serpong, Tangerang Selatan. Hal ini sebagai salah satu cara mensosialisasikan nuklir sebagai energi alternatif untuk pembangunan pembangkit listrik.‎ "Ini (pembangunan PLTN mini) sebagai bentuk sosialisasi kita bahwa PLTN itu aman dan efisien," ujar ‎Kepala BATAN‎ Djarot Sulistio Wisnubroto dalam Diskusi Energi Kita di Jakarta, Minggu (12/4/2015). Sementara itu Menteri Riset, Teknologi dan Perguruan Tinggi (Menristekdikti) Muhammad Nasir mengungkapkan, selama ini dalam melakukan sosialisasi mengenai potensi nuklir sebagi salah satu energi alternatif melalui pemberitaan dan datang ke lokasi-lokasi potensial untuk dibangun PLTN. Namun saat ini, pemerintah memilih untuk mengenalkan nuklir layaknya pengenalan pariwisata. "Masyarakat Indonesia kan tidak percaya kalau tidak melihat bentuknya‎. Mereka takut seperti di Fukushima (bencana nuklir di Jepang). Makanya kita bentuk nanti seperti pariwisata elektronik di Serpong," tandas dia. Sekadar informasi, pembangunan PLTN tersebut membutuhkan dana sekitar Rp1,6 triliun untuk jangka waktu pembangunan lima tahun.(dol).

Sumber: sindonews  

Russian Railways Tantatangani Kontrak Pembangunan Rel Kereta di Kalimantan

Sidang Komisi Bersama (SKB) Indonesia dan Rusia di kota Kazan, Republik Tatarstan. [Elizaveta Moskvina]★

Russian Railways dan Thai Banpu Public Company telah menandatangani memo kesepakatan untuk membangun infrastruktur rel dan terminal laut batu bara di Kalimantan. Dokumen tersebut ditandatangani di hadapan Perdana Menteri Rusia Dmitry Medvedev dan Perdana Menteri Thailand Prayut Chan-ocha, demikian dilaporkan TASS, Rabu (8/4). "Realisasi proyek ini akan memberikan dorongan kuat untuk pertumbuhan di seluruh pulau Kalimantan," kata Presiden Direktur PT Kereta Api Borneo Andrey Shigaev. PT KAB adalah perusahaan yang mengoperasikan infrastruktur rel kereta api, terutama membangun rel kereta untuk keperluan pengangkutan batu bara di Kalimantan. PT KAB didukung penuh oleh perusahaan kereta api terbesar di dunia asal Rusia, Russian Railways. Rencana operasional PT KAB di Kalimantan Timur akan menghubungkan Kutai Barat, Paser, Kabupaten Penajam Paser Utara, dan Balikpapan. Selama ini, jutaan ton batu bara diangkut menggunakan kapal tongkang besar dengan susah payah melewati sungai-sungai di Kalimantan. Untuk sampai ke sungai, batu bara dari tambang di Kutai harus diangkut menggunakan truk. Hal tersebut tentu memakan banyak waktu. Dampaknya, Kalimantan Tengah hanya dapat menghasilkan 3,5 juta ton batu bara dalam setahun. Sementara, di wilayah Kalimantan Timur tambang batu bara tanpa jalur kereta api tidak menguntungkan sama sekali. Oleh sebab itu, kehadiran jalur kereta api sangat diperlukan. Selain rel kereta api dan komponen bergeraknya, ada pula rencana pembangunan terminal laut untuk pengangkutan batubara dengan kapal dan pembangkit listrik tenaga batu bara. Di sepanjang jalan akan ada kabel optik untuk internet berkecepatan tinggi dan kabel tegangan tinggi yang menjamin kestabilan pasokan listrik. Nilai investasi proyek ini diperkirakan mencapai sekitar 2,5 miliar dolar AS. Menurut keterangan Shigaev, jika pembangunan tidak tertunda, pengangkutan pertama batu bara ke pelabuhan melalui jalur kereta api sudah bisa dilakukan pada 2018.   

Sumber: RBTH

RUSIA Kembali Tawarkan Kembali Pengembangan Tenaga Nuklir Kepada Indonesia

Menteri Perdagangan dan Industri Rusia Denis Manturov.
Foto: Galuh Yudistiranto★
Rusia siap mengembangkan kerja sama di bidang teknologi nuklir ramah lingkungan dengan Indonesia. Hal tersebut disampaikan Menteri Perdagangan dan Industri Rusia Denis Manturov saat ditemui di Sidang Komisi Bersama (SKB) Indonesia dan Rusia di kota Kazan, Republik Tatarstan (9/4). Menurut Manturov, Rusia memiliki teknologi yang andal di bidang ini dan siap untuk bepartisipasi dalam penciptaan fasilitas nuklir di Indonesia. Manturov mencatat, dasar hukum kerja sama pengembangan teknologi nuklir dengan Indonesia sudah ada sejak 2011. Sementara, perusahaan Rosatom dan Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) pernah menandatangani kontrak pada tahun 2006 untuk kerja sama di bidang teknologi atom ramah lingkungan. Dalam forum bisnis tersebut, Rosatom menawarkan pembagunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Indonesia berkapasitas menengah dan rendah. Persiapan pembangunan PLTN ini diperkirakan akan memakan waktu 2-3 tahun. Sementara, untuk pembangunan PLTN akan dibutuhkan waktu selama 5-7 tahun. Rusia dikenal memiliki teknologi yang sangat baik di bidang nuklir. Selain itu, Rusia juga telah membantu pembangunan PLTN di berbagai negara. Belum lama ini, Rusia telah menandatangani kontrak pembangunan PLTN di India dan Vietnam untuk meningkatkan kerja sama penggunaan nuklir secara damai. Rosatom juga memberikan opsi kredit bagi negara yang ingin membangun PLTN. Vietnam adalah contoh salah satu negara yang menggunakan opsi kredit untuk membangun PLTN.  

Bukan Tawaran Pertama  
Pada akhir Desember 2014 lalu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil menyatakan pemerintah Indonesia menolak tawaran dari Rusia untuk mengembangkan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN). Seperti dikutip oleh Kompas.com, menurut Sofyan, sumber energi tenaga nuklir masih mengundang pro-kontra di Indonesia. “Pihak Rusia mengusulkan proyek kapasitas listrik nuklir. Saya bilang itu masih jauh, kita belum memikirkan hal itu,” kata Sofyan, Senin (22/12). Menanggapi penolakan ini, dalam konferensi pers yang digelar pada Januari lalu di kediaman Duta Besar Federasi Rusia untuk Republik Indonesia, Duta Besar Rusia Mikhail Galuzin menyebutkan bahwa pihaknya tak bisa mengomentari penolakan tawaran pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir di Indonesia. “Itu hak pemerintah Indonesia,” kata Galuzin. Sementara, meski dinyatakan belum siap, rencana pembangunan PLTN di Indonesia telah tertuang dalam UU Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025. Berdasarkan UU tersebut, pada 2019 Indonesia harus sudah memiliki PLTN.

Sumber: RBTH

Membumikan Mimpi Propelan

Energetic Material Center (PT. Dahana)

Digagas sejak lima tahun silam, pembangunan pabrik bahan bakar pendorong roket (propelan) pertama di Indonesia akhirnya terwujud pada tahun ini. Tak mudah bagi PT DAHANA (Persero) merealisasikan industri yang sarat dengan teknologi tinggi ini. Masih dianggap sebagai produk yang belum banyak diminati pasar dan nilai investasi tinggi, membuat industri propelan hanya dimiliki segelintir pemain di dunia.

Kendati demikian, hal tersebut tak lantas menyurutkan langkah DAHANA merealisasikan industri propelan di dalam negeri. Tanpa mengesamping aspek bisnis, pembangunan pabrik propelan ditujukan sebagai sabagai salah satu lokomotif utama kemandirian industri pertahanan dalam negeri. Sesuai dengan transformasi perusahaan menjadiserving the nation better, dari sebelumnya serving your company better, pembangunan industri propelan akan mendorong industri alutsista terkait lainnya dan tidak lagi bergantung pada propelan impor.

Berbagai langkah strategis pun telah disusun untuk memuluskan proyek senilai lebih dari US$ 300 juta ini. Pengembangan pasar, inovasi teknologi, hingga penyiapan SDM terus dikebut BUMN bahan peledak ini sejak tahun lalu.  Berikut petikan wawancara DFile DAHANA dengan Anggaria Maharani dari Bagian Pengembangan Produk yang sekaligus menangani propelan.


Anggaria Maharani, Pengembangan Produk PT DAHANA (Persero)

Apa rencana strategis jangka panjang pengembangan propelan?
Pengembangan propelan di DAHANA  jangka pendek (1 s.d 2 tahun) adalah penelitian dan pengembangan prototipe Nitrogliserin (NG) yang digunakan sebagai bahan baku propelan double/triple base.  Rencana pengembangan NG diharapkan pada tahun 2015 ini dapat terealisasi.

Sedangkan jangka menengah (2 s.d 5 tahun), rencana pembangunan dilakukan untukdouble base propellant untuk munisi kaliber kecil (spherical powder) dan double base propellant untuk roket menggunakan metode extruded double base (EDB). Sementara, rencana pengembangan jangka panjang atau lima tahun ke depan di antaranya pengembangan Composite propellan,  Rocket motor, Single base dan multibase propellant untuk munisi kaliber besar, dan high explosives, energetic nitrocellulose untukmilitary purposes

Bagaimana langkah penyediaan SDM untuk indutri propelan Dahana?
Sumber daya manusia (SDM) disipakan melalui pelatihan (training) dan OJT pada saat proyek berlangsung. Teoritical dan practical training dapat dilaksanakan didalam maupun luar Indonesia untuk membangun kompetensi yang handal dalam bahan peledak khususnya propelan. Salah satu training yang telah dijalankan terkait Industri propelan, DAHANA bekerja sama dengan Kementerian Riset dan Teknologi mengadakan lokakarya teknologi propelan yang mengusung tema menuju Indonesia mandiri. Diharapkan Industri propelan dapat terwujud di Indonesia dengan peran sinergi akademisi, pemerintah dan industri.

Pasar yang sudah ada saat ini, dan target pasar yang disasar ke depan?
Pasar propelan dalam negeri yang sudah ada saat ini digunakan oleh kementerian pertahanan seperti marinir untuk pengembangan roket pertahanan (Rhan 122),spherical powder untuk munisi kaliber kecil yang merupakan kebutuhan PT Pindad dalam mendukung kebutuhan operasi TNI & POLRI. Selain untuk pemenuhan kebutuhan dalam negeri, ASEAN sebagai pasar propelan akan dijajaki sebagai target pengembangan ke depan.

Kendala dalam pembangunan pabrik propelan?
Kendala utama dalam pembangunan pabrik propelan adalah mengenai dana. Kebutuhan investasi dalam pembangunan pabrik propelan yang tinggi perlu mendapatkan bantuan dana atau modal kerja awal dari pemerintah. Diperlukan juga fasilitas-fasilitas dari pemerintah yang mendukung investasi yang nilainya besar seperti: tax holiday, pembebasan bea masuk, dan sebagainya. Selain dana, penyiapan sumber daya manusia (SDM) merupakan faktor penting sehingga diperlukan adanya road map dalam penyiapan SDM yang handal dalam segala lini.



Nilai tambah propelan Dahana dibanding produsen propelan lain di dunia?
Pertimbangan utama dalam pembangunan pabrik propelan ini adalah kemandirian pasokan propelan. Kemandirian pasokan propelan ini dapat meningkatkan kecepatan dan fleksibiltas produksi dalam negeri, tidak bergantung pada impor dan mengurangi potensi adanya embargo. Sedangkan dilihat dari sisi harga ini bergantung pada investasi dan serapan pasar.

Bagaimana aspek safety pabrik dan penyimpanan?
Meskipun propelan termasuk dalam low explosives, potensial ledakan dalam site seperti bangunan proses dan penyimpanan bahan peledak dapat terjadi. Aspek keselamatan bangunan proses dan penyimpanan harus diatur dan dipastikan jumlah bahan peledak yang diijinkan serta dihitung jarak aman antar bangunan. Evaluasi estimasi jumlah bahan peledak dalam masing-masing bagian atau bangunan dihitung berdasarkan standar internasional jarak aman.

Ketersediaan bahan mentah?
Bahan baku propelan dapat dipenuhi dalam negeri seperti gliserin, nitroselulosa, asam nitrat dan asam sulfat. Khusus untuk nitroselulosa, bahan baku yang tersedia dalam negeri penggunaannya masih untuk komersial grade, diperlukan peningkatan kadar Nitrogen yang lebih tinggi untuk dapat digunakan dalam aplikasi militer. Pada tahap jangka panjang pengembangan teknologi Energetic nitrocellulose untuk military purposes akan dilakukan.

Apa saja bentuk dukungan nyata pemerintah ?
Dukungan nyata yang diharapkan oleh pemerintah adalah subsidi biaya investasi dan modal kerja untuk pembangunan pabrik propelan. Hal lain yang dapat diperoleh berupa dukungan penyediaan fasilitas fiskal dan lainnya sesuai peraturan perundangan yang berlaku seperti bantuan pembebasan pajak bea masuk peralatan pabrik, pembebasan pajak, penyertaan modal pemerintah, subsidi dll.


Produk turunan atau lain apa saja yang  dapat dikembangkan dari propelan?
Produk lain yang dapat dikembangkan dari propelan antara lain air bag pada mobil (automotive airbag), bahan pendorong ejection seat, gas generator grain, gas gun yang melepaskan gas tekanan tinggi untuk merekahkan (fracturing) batuan atau High Energy Gas Fracturing, nama lain yang sering digunakan dalam industri minyak dan gas aerosol spray cans (Aerosol spray propellant).

Bentuk ToT dari perusahaan Perancis?
DAHANA akan menerima exclusive licence untuk digunakan di Indonesia berupa general know how terkait dengan produk yang akan diproduksi. General know how yang dimaksud berupa design, drwaing, pengoperasian pabrik, speksifikasi teknis, kontrol kualitas sampai dengan bantuan teknis dan pelatihan terkait dengan spherical powderataupun extruded double base (EDB). Bentuk lain yang diberikan adalah pengembangan kemampuan sumber daya manusia, knowledge, teknologi dan metode dalam manufaktur.



Sumber : Dahana.com | JKGR

TNI AU Bakal Tambah Empat Skuadron Baru

Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU) berencana menambah empat skuadron tempur baru untuk menjaga kedaulatan wilayah udara Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Kemungkinan besar, skuadron baru tersebut akan dibentuk di wilayah timur Indonesia. Kepala Dinas Penerangan Angkatan Udara (Kadispenau) Marsma TNI Hadi Tjahjanto membenarkan ada rencana penambahan rencana empat skuadron baru tersebut.  Dalam rencana strategis (renstra) yang disusun, TNI AU akan memiliki 11 skuadron pesawat tempur. Saat ini skuadron yang telah terbentuk baru ada tujuh dengan kekuatan di masing-masing skuadron sebanyak 16 pesawat tempur dari berbagai jenis. ”Sehingga masih kurang empat skuadron lagi. Ini akan dibentuk sampai rencana strategis (renstra) ketiga.  Saat ini kita masih berada di renstra kedua, mudah-mudahan mulai 2019 sampai 2024 keinginan kita untuk membentuk 11 skuadron tempur bisa terwujud. Namun, harus diingat bahwa renstra ini berbasis pada minimum essential force (MEF), bukan pada kondisi ideal,” ungkap Hadi di Jakarta kemarin.  Rencana itu termasuk pembentukan enam skuadron angkut, empat skuadron helikopter, dan skuadron pengintaian. Hadi menambahkan, saat ini keberadaan skuadron pesawat tempur milik TNI AU terkonsentrasi di bagian tengah, dalam hal ini Pulau Jawa. Kemudian di bagian barat yakni Pekanbaru, Riau yang sudah ada 1 skuadron F-16.  ”Skuadron tersebut juga bisa diback up oleh skuadron yang ada di Pontianak, Kalimantan Barat. Barang kali evaluasi itu akan ke timur, tapi semua itu akan dilihat dari tren dan spektrum ancaman,” ungkapnya.  Pengamat militer Universitas Indonesia (UI) Wawan Purwanto menilai, penambahan skuadron tempur merupakan hal yang wajar untuk diwujudkan dan kebutuhan yang selayaknya harus dimiliki dalam rangka menuju pada kekuatan minimum.  ”Selama ini banyak kejadian yang tidak kita inginkan karena sistem pertahanan udara kita keropos dan alutsista yang dimiliki terbatas ditambah pesawat yang ada sudah berumur,” katanya.

Sumber: Sindonews

Menko Sofyan Kunjungi Pabrik Helikopter Terbesar Dunia di Rusia

Menteri Koordinator bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) Sofyan Djalil, Menteri Perdagangan dan Industri Rusia, Denis Manturov Presiden Tatarstan, serta didampingi Deputi Menko Perekonomian, Rizal Affandi Lukman, Dubes Indonesia untuk Rusia, Djauhari Oratmangun, dan para delegasi lainnya meninjau perusahaan pabrik helikopter Rusia salah satu yang terbesar di dunia, Kazan Helicopter Plant JSC, pekan lalu. Kegiatan ini bagian dari rangkaian kegiatan Menko Sofyan dalam sidang Komisi Bersama (SKB) ke-10 Indonesia-Rusia, 9 April 2015 lalu. Demikian keterangan tertulis KBRI Moskow​ yang diterima detikFinance, Minggu (12/4/2015) Dalam kunjungan ke perusahaan Kazan Helicopter Plant, para delegasi melihat berbagai jenis helikopter dan berbagai modifikasi jenis helikopter, yang dapat digunakan untuk sipil dan militer. Delegasi Indonesia juga berkunjung ke Eidos Center of Medical Centre, yang dimiliki oleh Kazan Federal University. Eidos Center of Medical Centre, merupakan suatu pusat stimulator kedokteran medis untuk para mahasiswa yang belajar kedokteran dapat melakukan praktek operasi dengan dukungan teknologi yang menarik.  






Menteri Sofyan Djalil dan sebagian delegasi Indonesia telah meninggalkan Rusia tanggal 10 April 2015 lalu, sementara sebagian pengusaha dari Indonesia masih melanjutkan pembicaraan dengan para mitranya dari Rusia, baik yang baru ditemui di Kazan, maupun yang telah melakukan komunikasi sebelum pehelatan di Kazan. Terima kasih kazan, yang telah menjamu Indonesia dengan sangat baik. Indonesia dan Rusia juga sepakat untuk meningkatkan nilai perdagangan dan investasi antar kedua negara, mengingat bahwa produk kedua negara saling komplementer dan tidak bersaing satu sama lainnya. 

Sumber : Detik

Friday, April 10, 2015

Pindad Terima Pesanan Retrofit Kendaraan Tempur

Tak hanya mampu membangun, PT Pindad sanggup menerima pesanan retrofit kendaraan tempur. "Pasar untuk retrofit atau menambah kemampuan sebuah kendaraan tempur itu ada. Nggak sedikit negara yang menginginkan adanya modernisasi senjata pada kendaraan tempur yang dimiliki," kata Direktur Utama Pindad Silmy Karim, beberapa waktu lalu. Saat ini, dia mengaku ada dua negara sahabat yang ingin memperbaiki kendaraan tempurnya di Pindad. Berbekal kapabilitas yang ada, industri pertahanan Indonesia ini mampu bersaing dengan pabrikan lainnya. Silmy menyebutkan, pihaknya terus mencari peluang, baik itu untuk kebutuhan domestik maupun mancanegara. Pihaknya, lanjut Silmy, terbuka untuk melakukan kerja sama investasi, produksi, hingga pemasaran kendaraan tempur dan persenjataan. "Sekarang kita juga ikut dalam beberapa tender di luar negeri," imbuhnya. Lebih jauh dia mengatakan untuk jual-beli senjata itu masing-masing negara yang terlibat harus memiliki hubungan baik secara diplomatik. Selain itu, persenjataan yang dibutuhkan suatu negara itu harus sesuai dengan kondisi medan di lapangan. Saat ini, produk Pindad dipakai oleh sejumlah kesatuan militer di berbagai negara. Artinya, kendaraan tempur dan senjata buatan Indonesia itu sudah go internasional. Tahun ini, kata dia, sejumlah negara menyatakan deal akan membeli produk prima buatan perusahaan industri dan manufaktur pembuatan produk militer dan komersial Indonesia. PT Pindad siap menjadi tuan rumah perhelatan Armoured Vehicle Asia 2015 yang bakal digelar akhir April ini. Konferensi tentang kendaraan tempur yang digelar secara rutin itu bakal dihadiri sejumlah negara dari lima benua. Silmy Karim mengatakan, acara tersebut digelar pada 28-29 April mendatang di Crowne Plaza Jakarta. "Acara itu akan dihadiri para produsen, pengguna, dan pengambil kebijakan dari berbagai negara. Para stakeholder itu akan terlibat dalam konferensi untuk membicarakan tentang kendaraan tempur dan persenjataan," kata Silmy.

Sumber: Inilah

Presiden Tiongkok akan hadiri peringatan Konferensi Asia Afrika

Duta Besar Republik Rakyat Tiongkok (RRT) untuk Indonesia Xie Feng mengatakan kehadiran Presiden RRT Xi Jinping di Peringatan 60 Tahun Konferensi Asia-Afrika (KAA) menunjukkan dukungan politik Tiongkok kepada Indonesia "Kehadiran Presiden Xi Jinping di Peringatan KAA merupakan wujud dukungan politik kami kepada Indonesia," kata Duta Besar Xie dalam sebuah diskusi yang diselenggarakan oleh Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) di Jakarta, Jumat. "Tiongkok dan Indonesia adalah sahabat baik, dengan hubungan yang saat ini lebih kuat dari yang sebelum-sebelumnya," tambahnya. Dalam Peringatan KAA dan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asia-Afrika nanti, kata Xie, Tiongkok akan mempresentasikan mengenai proposal tentang hubungan kerja sama negara Asia-Afrika di masa mendatang, sekaligus posisi Tiongkok sendiri dalam hubungan tersebut. Duta Besar Xie juga mengharapkan munculnya pemahaman baru tentang Semangat Bandung dalam Peringatan KAA. Menurut dia, Semangat Bandung telah menjadi salah satu peristiwa penting bagi diplomasi Tiongkok. "Semangat Bandung ke depannya harus memperkuat dialog dan kerja sama, juga hubungan ekonomi. Napak tilas KAA bukan hanya sekadar peringatan, namun juga sebuah janji untuk kerja sama Asia-Afrika," katanya. Presiden Tiongkok Xi Jinping direncanakan akan hadir dalam Peringatan KAA dan KTT Asia Afrika pada 19-24 April 2015. Kementerian Luar Negeri juga telah mengatakan kemungkinan pertemuan bilateral Presiden Xi dengan Presiden Joko Widodo di sela-sela konferensi.

Sumber: Antara

Perundingan Tahap Kedua Konflik Suriah Kembali Buntu

Perundingan Tahap Kedua Konflik Suriah Kembali Buntu

MOSKOW - Perundingan tahap kedua antara pihak Pemerintah Suriah dengan pihak oposisi yang dilakukan di Moskow, Jumat ini tidak berhasil mencapai kesepakatan. Perundingan itu merupakan pembicaraan lanjutan dari perundingan tahap pertama yang dilangsungkan pada Januari 2015, untuk mengakhiri konflik yang telah berlangsung selama empat tahun di Suriah. 

Dalam perundingan ini terjadi perselisihan antara delegasi pihak oposisi, dan boikot oleh Koalisi Nasional Suriah, kelompok yang dukungan Barat, yang bermarkas di Istanbul. Delegasi yang berunding hanya mencapai kesepakatan pada beberapa prinsip, seperti seruan untuk mengakhiri intervensi asing di Suriah. 

“Kami tidak bermimpi bahwa perundingan ini dapat memberikan solusi bagi setiap masalah. Namun kami berhasil mencapai kesepakatan untuk beberapa poin,” kata perwakilan delegasi oposisi, Qadri Jamli, seperti yang dikutip Reuters, Jumat (10/4/2015). 

Namun, pernyataan Qadri ini dibantah oleh Samir Alta dari Forum Demokrasi Suriah yang juga berada di pihak kelompok oposisi. Menurut Samir, tidak semua anggota delegasi setuju dengan prinsip-prinsip yang disetujui. Samir menginginkan solusi yang diberikan lebih melihat tindakan untuk membangun kembali kepercayaan dan meminta perhatian lebih kepada isu kemanusiaan di Suriah. 

“Meskipun telah begitu banyak korban jiwa yang jatuh, tampaknya Bashar al Assad tidak mengerti apa yang dimaksud dengan solusi politik. Saya pikir Rezim Suriah telah kehilangan kesempatan untuk bergerak menuju solusi politik. Dokumen ini tidak membantu membangun harapan. Sebaliknya, dokumen ini menghancurkan harapan yang ada,” tegas Samir. 

Kedua belah pihak menyetujui poin mengenai perlawanan terhadap terorisme dan campur tangan asing, tapi tidak menyetujui mengenai apa sebenarnya yang dimaksud dalam poin-poin tersebut. 

Konflik di Suriah telah berlangsung selama empat tahun dan menelan korban jiwa hingga 220.000 nyawa. Perundingan untuk menyelesaikan konflik ini di mediasi oleh Rusia yang merupakan sekutu dari Presiden Suriah saat ini Bashar al Assad.okezone.com

Sumber: Detikmiliter

Arab Saudi Serang Gudang Senjata Syiah Houthi

Arab Saudi Serang Gudang Senjata Syiah Houthi


Serangan udara koalisi yang dipimpin oleh Arab Saudi  terus berlangsung di Kota Sanaa, Yaman. Target utama dari serangan koalisi adalah tempat penyimpanan senjata milik tentara loyalis mantan Presiden Ali Abdullah Saleh dan sekutunya Kelompok Syiah Houthi. 

Menurut masyarakat yang tinggal diarea setempat, Target serangan udara  dari Koalisi Arab Saudi berlangsung beberapa jam itu menargetkan sebagian sarana dari Kementerian Pertahanan serta fasilitas lain.
Masyarakat sekitar mendengarkan ledakan keras dari serangan Koalisi Arab Saudi dan langit terus menyala karena serangan tersebut.

Kelompok Syiah Houthi yang telah menguasai ibu kota Yaman juga bermaksud untuk merebut Kota Aden di daerah selatan dari kelompok milisi setempat. Koalisi yang dipimpin oleh Arab Saudi melakukan serangan udara terhadap Houthi di negara tetangga Yaman sejak dua pekan lalu. 

Amerika Serikat (AS) sendiri selaku sekutu dari Arab Saudi menyatakan bahwa AS telah meningkatkan pasok persenjataan untuk koalisi tersebut. Mantan presiden Saleh  yang sudah diturunkan kekuasaannya pada tahun 2012 ternyata masih memiliki pengaruh kuat dalam militer.

Tentara yang setia mantan presiden ini mendukung pasukan syiah Houthi untuk berperang melawan presiden yang sah yaitu Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi. Presiden Hadi sendiri adalah mantan jenderal yang dianggap sebagai budak  bagi negara-negara di Teluk Arab serta Barat.

Sumber: Detikmiliter

Senator AS: Serangan Militer atas Fasilitas Nuklir Iran Dapat Dilakukan Secara Cepat


WASHINGTON DC— Seorang senator Partai Republik AS yang menulis surat terbuka kepada Iran yang isinya menegaskan bahwa Kongres AS punya wewenang untuk membatalkan sebuah persetujuan nuklir, kini mengatakan serangan militer terhadap fasilitas nuklir Iran dapat dilakukan secara cepat melalui upaya pengeboman hanya dalam "beberapa hari." 

Senator dari Arkansas, Tom Cotton, menjabat sebagai senator selama hampir empat bulan, tetapi telah membuat namanya terkenal sebagai anggota DPR AS paling vokal dari fraksi Republik yang tidak sekedar skeptis dengan perjanjian nuklir Iran, tapi secara terbuka mencelanya. 

Presiden Barack Obama tidak pernah mengesampingkan aksi militer AS terhadap Iran, tetapi memandangnya sebagai opsi akhir, seperti ia tegaskan dalam pidato kenegaraan State of the Union bulan Januari lalu. 

"Rakyat Amerika menuntut negara berperang hanya kalau tidak ada jalan lain. Saya bertekad menjunjung sikap bijak seperti itu," kata Obama. 

Pemikiran seperti itu lemah, menurut Senator Cotton, anggota DPR AS yang juga adalah veteran Perang Irak pertama. Ia mengecam pernyataan Presiden pekan lalu bahwa hanya ada tiga pilihan untuk membendung ambisi nuklir Iran: mencapai kesepakatan lewat perundingan, melanjutkan sanksi terhadap Iran atau melancarkan sebuah aksi militer. 

"Obama menyajikan opsi yang salah pekan lalu ketika ia mengatakan pilihannya adalah antara kesepakatan atau perang," ledek Cotton. 

Cotton tampil dalam acara radio yang diproduksi oleh kelompok advokasi Kristen konservatif, Family Research Council. Cotton mengatakan Amerika sebenarnya bisa mempertahankan "kesepakatan yang lebih baik," seperti yang disarankan PM Israel Benjamin Netanyahu. Kemudian, ia melanjutkan katanya tindakan militer terhadap Iran tidak perlu berlarut-larut dan merugikan. 

"Bahkan apabila aksi militer diperlukan - dan kita harus terus mempertahankan ancaman kekuatan militer karena hal itu memperbaiki diplomasi - Presiden memberi Anda bayangan seakan-akan opsi militer adalah pengerahan 150 ribu tentara secara besar-besaran di medan tempur di Timur Tengah seperti yang kita lihat di Irak, dan sebenarnya bukan seperti itu yang dibutuhkan," tambah Cotton. 

Cotton mengatakan sebuah serangan militer dapat meniru pemboman udara oleh AS terhadap fasilitas Irak seperti yang diperintahkan Presiden Bill Clinton tahun 1990-an, dan menurut senator itu, hal ini hanya akan berlangsung "beberapa hari." 

Juru bicara Pentagon menolak memberi komentar kepada VOA terkait pernyataan senator Cotton, tapi para pejabat AS meragukan kemampuan serangan udara tunggal untuk menghentikan kemampuan nuklir Iran. 

Lainnya memperingatkan risiko serius akibat pemboman Iran. George Perkovich, adalah seorang ahli nonproliferasi nuklir di Carnegie Endowment for International Peace, dan dia mengatakan: 

"Pertanyaan yang harus ditanyakan pada diri sendiri adalah: berapa lama serangan militer itu akan dapat membendung program nuklir Iran, dan kondisinya seperti apa? Banyak orang yang memandang hal itu akan menghentikan sementara kemampuan nuklir Iran, tetapi program itu akan diteruskan dibelakang layar," ujarnya. 

Sebuah jajak pendapat baru menunjukkan lebih banyak pemilih partai Republik yang mendukung kerangka kesepakatan nuklir Iran dibanding penentangnya, dan sekitar 40 persen masih ragu-ragu. Lima puluh persen pemilih partai Demokrat mendukung kesepakatan itu, dan hampir 40 persen Demokrat ragu-ragu.voaindonesia.com

Sumber: detikmiliter

Militer Australia Tambah Dua Pesawat Pengangkut Militer C-17

Militer Australia Tambah Dua Pesawat Pengangkut Militer C-17

Militer Australia Tambah Dua Pesawat Pengangkut Militer C-17 untuk Angkatan Udara Australia (The Royal Australian Air Force) hal ini setelah Perdana Menteri Tony Abbott mengumumkanrencana pembelian  dua pesawat pengangkut jenis C-17, sebagai bagian dari upaya belanja pertahanan senilai 1 miliar dolar.

Sebelum menambah Militer  Australia Tambah Dua Pesawat Pengangkut Militer C-17, Militer Australia telah memiliki enam pesawat C-17 Globemasters buatan Boeing. Pesawat-pesawat C-17 Globemasters buatan Boeing tersebut telah banyak berjasa dalam berbagai operasi, diantaranya pengangkutan bantuan kemanusiaan di kawasan Pasifik yang dihamtam oleh badai topan hingga operasi pengangkutan jenazah korban pesawat MH17.

Denagan adanya tambahan dua pesawat C-17 untuk militer Australia akan memberikan dukungan penting bagi keberlangsungan operasi di kawasan serta dunia internasional untuk meningkatkan kemampuan Australia dalam upaya penyelamatan bencana dan pengiriman bantuan kemanusiaan.

Sumber: Detik Militer

TNI AU Remajakan Alutsista

TNI Angkatan Udara berupaya memodernisasi dan memperbanyak jumlah pesawat dengan tujuan memaksimalkan fungsi pertahanan udara di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Berdasarkan data TNI AU, ada 29 pesawat yang diterima pada 2014 lalu, yaitu 16 Sukhoi, 8 pesawat Super Tucano dan 5 unit F16.

“Ke depan ada modernisasi pesawat tempur, transport, heli,” tutur Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Agus Supriatna di Skuardron 2 Pangkalan Udara (Lanud) Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur (7/4/2015).

Modernisasi tak hanya sebatas itu, tapi juga radar untuk mendeteksi pesawat asing. Agus menjelaskan, TNI AU saat ini memiliki 22 radar, namun jumlah ini masih kurang.

Secara perhitungan, imbuh Marsekal Agus, diperlukan 32 unit radar agar pengamanan wilayah udara dapat mencakup seluruh NKRI. Pemenuhan kebutuhan itu dapat terwujud, tapi bertahap.

“Radar datang 2 tahun ini. Mudah-mudahan setiap tahun bertambah,” jelas Agus.
Selain menambah radar, Agus juga berencana pesawat peringatan dini atau Early Warning Airbones dapat diadakan sehingga memperkuat upaya anggota melindungi wilayah udara RI jika sewaktu-waktu ada pesawat asing yang menyusup.

Ia melanjutkan, untuk pengadaan Sukhoi 35 atau F-16 Block 70 yang direncanakan menggantikan pesawat lawas F-5 Tiger, Agus menyerahkan hasil akhirnya kepada Kementerian Pertahanan atau Kemhan. Karena tugas TNI AU hanya mengkaji spesifikasi pesawat tempur, bukan menentukan pilihan.

“Kita ajukan ke Kemhan dan tunggu keputusannya. Tapi pihak Sukhoi 35 dan juga F-16 Block 70 menyatakan sanggup secara bertahap penyediaannya,” tandas KSAU Marsekal Agus Supriatna. (Liputan6.com).

Sumber: JKGR

Pindad Siap Jadi Tuan Rumah Armoured Vehicle Asia

PT Pindad siap menjadi tuan rumah perhelatan Armoured Vehicle Asia 2015 yang bakal digelar akhir April ini. Konferensi tentang kendaraan tempur yang digelar secara rutin itu bakal dihadiri sejumlah negara dari lima benua. Direktur Utama Pindad Silmy Karim mengatakan, acara tersebut digelar pada 28-29 April mendatang di Crowne Plaza Jakarta. "Acara itu akan dihadiri para produsen, pengguna, dan pengambil kebijakan dari berbagai negara. Para stakeholder itu akan terlibat dalam konferensi untuk membicarakan tentang kendaraan tempur dan persenjataan," kata Silmy usai menerima kunjungan 26 atase pertahanan asing ke industri pertahanan Pindad, Rabu (8/4) petang. Menurutnya, konferensi itu sangat penting. Terlebih, dalam penjualan senjata itu bukan hal sembarangan. Transaksi persenjataan itu biasanya berdasarkan banyak faktor. "Yang pasti, dalam jual beli senjata itu negara harus memiliki hubungan baik secara diplomatik. Selain itu, persenjataan yang dibutuhkan suatu negara itu harus sesuai dengan kondisi medan di lapangan," ucapnya. Saat ini, produk Pindad dipakai sejumlah kesatuan militer di berbagai negara. Artinya, kendaraan tempur dan senjata buatan Indonesia itu sudah go internasional. Tahun ini, kata dia, sejumlah negara deal akan membeli produk prima buatan perusahaan industri dan manufaktur pembuatan produk militer dan komersial Indonesia. Di antaranya, Prancis akan membeli produk elektronik dan optronik, roket, dan amunisi meriam kaliber 155 mm. Italia akan bekerja sama dalam pembangunan senjata untuk kapal laut. Jerman akan bekerja sama dalam hal mesin kendaraan tempur. Belgia, Korea Selatan, dan Turki pun akan bertransaksi senjata. Mengenai kunjungan atase pertahanan asing, Silmy mengaku mereka merupakan tamu Kementerian Pertahanan. Rombongan dari 26 negara itu berasal dari negara-negara di benua Afrika, Amerika, Australia, Asia, dan Eropa. "Kedatangan para atase pertahanan ini merupakan kehormatan bagi PT Pindad sebagai salah satu perusahaan yang berperan aktif dalam mendukung penuh industri pertahanan Indonesia," akunya. Rombongan atase pertahanan ini dipimpin oleh Brigadir Jenderal TNI Sisriadi selaku Direktur Kerjasama Internasional Kementerian Pertahanan. Dalam kata sambutannya, Brigjen Sisriadi mengatakan kedatangan para atase pertahanan ini diharapkan dapat memperkenalkan industri pertahanan Indonesia yang sedang tumbuh kepada dunia pertahanan internasional. "Tamu-tamu yang saya bawa sekarang adalah para atase pertahanan yang mewakili negara-negara sahabat di Indonesia. Saya khusus mengundang mereka untuk melihat secara langsung bagaimana industri pertahanan yang ada di Indonesia," katanya. 

Sumber : INILAHCOM

PT Pindad Jajaki Pembuatan Meriam untuk kapal Perang dengan Perusahaan Italia

PT Pindad (Persero) menjajaki pengembangan senjata kapal laut atau meriam dengan sebuah perusahaan di Italia. "Kami sudah bertemu dengan perusahaan senjata untuk kapal laut di Italia, rencananya kami akan bekerjasama mengembangkan meriam kapal laut," kata Direktur Utama PT Pindad Silmy Karim di Bandung, Kamis (9/4). Ia menyebutkan, Italia merupakan salah satu negara yang memiliki pengembangan senjata kapal laut yang baik di dunia, oleh karena itu Pindad menggandeng perusahaan itu. Lebih lanjut ia menyebutkan, rencana kerja sama itu akan segera ditindak lanjuti oleh kedua belah pihak, namun yang jelas baik Pindad maupun pihak produsen senjata dari Italia itu sudah menemukan kecocokan untuk kerja sama lebih lanjut. "Pokoknya dari kunjungan kami ke sana cukup strategis, dan itu selaras dengan progam Pindad untuk mengembangkan teknologi juga peningkatan kemampuan SDM," katanya. Ia menyebutkan, Pindad juga telah memproduksi beberapa munisi untuk kapal perang yang terus dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri. "Selain mengembangkan senjata, kendaraan tempur dan munisi, kita juga kembangkan untuk munisi kapal laut serta engine," kata Silmy. Dia menyebutkan, selain mengunjungi Italia, Silmy juga menyatakan telah melakukan pertemuan dengan beberapa pihak di Prancis dan Jerman dalam rangka kerja sama pengembangan munisi dan kendaraan tempur. "Jerman memiliki perusahaan mesin untuk kendaraan tempur, kita jajaki ke sana untuk mesin-mesin itu. Sedangkan dengan Prancis untuk pengembangan munisi kaliber sedang maupun kaliber besar," katanya. Lebih lanjut ia menyebutkan, pihaknya saat ini tengah mengembangkan munisi kaliber 105 milimeter untuk memenuhi kebutuhan munisi tank AMX-13 Retrovit TNI AD. "Selain itu kami juga menjajagi pengembangan munisi kaliber 155 milimeter. Pasar munisi kaliber besar cukup potensial baik di dalam maupun luar negeri, meski target kita untuk memenuhi kebutuhan TNI," kata Silmy. 

Sumber :  REPUBLIKA

700 Personel TNI AD Masih Siaga di Poso

Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat Brigadir Jenderal Wuryanto mengatakan, sampai saat ini, sekitar 700 personel TNI AD masih disiagakan di Poso, Sulawesi Tengah. Mereka sebelumnya melakukan latihan Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) di Gunung Biru, Poso, Sulawesi Tengah. 

"Mereka diminta siaga di sana untuk rehabilitasi lokasi," kata Wuryanto kepada wartawan di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, Kamis, 9 April 2015. 
Rehabilitasi lokasi yang dimaksud Wuryanto adalah mengecek keadaan tempat yang dijadikan sasaran tembak dalam latihan perang. Para prajurit diberi tugas mencari kerusakan aset milik masyarakat sekitar akibat latihan. 

"Apakah kebun atau ladangnya rusak, jika ada nanti akan diberikan ganti rugi," kata Wuryanto. 
Latihan PPRC dilaksanakan pada 23-31 Maret 2015u. Dalam latihan tersebut, TNI melibatkan 3.222 personel dari Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara. Panglima TNI Jenderal Moeldoko meninjau langsung latihan pada hari terakhir. 

TNI menolak jika latihan PPRC ini dikaitkan dengan penumpasan kelompok teroris jaringan Santoso yang sering disebut bersembunyi di wilayah Poso. Menurut Kepala Pusat Penerangan Mabes TNI Mayor Jenderal M. Fuad Basya, lokasi latihan PPRC selalu diacak setiap tahun. Kebetulan saja tahun ini Poso menjadi lokasi latihan. 

"Jangan dikaitkan latihan kami dengan masalah teroris. Sebelumnya, latihan kami di Natuna, Riau, Kalimantan, sampai Jawa Timur tak dipermasalahkan," kata Fuad.


Sumber : TEMPO

Thursday, April 9, 2015

Typhoon, Jet Tempur Andalan Saudi Gempur Houthi

Pesawat jet Top Typhoon. Wikimedia.org
Angkatan Udara Kerajaan Arab Saudi mengerahkan jet tempur top Typhoon yang dikenal memiliki manuver bagus dengan kecepatan tinggi. Alat tempur ini untuk pertama kalinya digunakan untuk menggempur basis pertahanan Houthi di Yaman. Hanya enam negara di dunia yang memiliki pesawat perang Typhoon. Negara-negara itu adalah Arab Saudi, Austria, Jerman, Italia, Spanyol, dan Inggris. Kerajaan membeli mesin pembunuh itu dari Inggris sebanyak 72 buah dengan harga US$ 8 miliar atau senilai Rp 104 triliun. Saat ini sudah 24 unit tiba di Kerajaan untuk dirakit. Harga jet tempur selangit itu sudah termasuk pelatihan bagi para pilot dan teknisi Saudi. Untuk merawat dirgantara langit tersebut Kerajaan telah merekrut ratusan warganya untuk dipekerjakan demi menjaga kedigdayaan Typhoon. Jet tempur Typhoon adalah jenis pesawat militer yang dilengkapi teknologi mutakhir. Dia dapat terbang cepat bila diperlukan, mudah bermanuver mengejar, hingga menghindar dari kejaran musuh, serta tak bisa dideteksi radar lawan. Pesawat ini sanggup membawa 13 roket, empat ditempatkan di setiap sayap kiri-kanan dan lima berada di bawah badan pesawat. Selain itu juga bisa membawa misil kapal perang dan sistem pertahanan anti-serangan darat. 

Sumber: (TEMPO.CO)

General Electric Berniat Suplai Mesin KFX

KFX-C103-iA dirancang menggunakan perangkat yang mampu menerima bahan bakar di udara, seperti halnya pesawat tempur siluman F-22 dan F-35 yang menggunakan skema serupa. General Electric (GE) ingin menyediakan mesin pesawat mahakarya mereka, untuk program jet tempur Korea Selatan. Perusahaan infrastruktur dan teknologi terkemuka di dunia ini, berencana menawarkan mesin F414-GE-40 kepada Korea Aerospace Industries (KAI), selaku pemenang lelang program jet tempur Korean Fighter Experimental (KF-X). Selama ini mesin F414 telah dipilih untuk jet tempur di enam negara: Australia, Brazil, India, Swedia, Swiss dan Amerika Serikat. Mesin buatan General Electric (GE) idigunakan oleh : F / A-18E / F super Hornets – US Navy, EA-18G Growlers, Gripen NG Saab dan Pesawat Tempur Ringan Mark II Tejas, India. Menurut GE, lebih dari 1.200 mesin F414, telah terjual di seluruh dunia. “GE telah lama menjadi pendukung industri penerbangan Korea. Kami sekarang ingin menjadi bagian dari program KF-X,” kata CEO GE Korea, Chris Khang. “Kami siap menawarkan solusi mesin yang paling mampu dan kompetitif melalui F414, platform yang terbukti kehandalannya dan menggunakan teknologi terbaru. Track record yang panjang dan handal dalam pengoperasian, dibutuhkan oleh jet tempur KF-X.” Khang mengatakan GE juga akan mentransfer teknologi manufaktur, serta pemeliharaan, perbaikan dan kemampuan overhaul, jika mereka dipilih untuk bekerja dengan KAI. “Kami yakin bahwa kami telah melakukan lebih banyak lokalisasi di Korea daripada pesaing,” katanya. “Kami telah membeli berbagai komponen inti dari mitra Korea kami, senilai lebih dari $ 200 juta. Ini membuktikan komitmen kuat kami terhadap perkembangan industri penerbangan negara itu.”  


KFX twin engine 

Salah satu faktor penting bagi keberhasilan program KF-X adalah exportability dari jet tempur, Khang menambahkan bahwa GE mendukung program KAI mengekspor jet temput T-50 dan FA-50 ke Indonesia, Irak dan Filipina. “Kami telah mendukung program ekspor KAI untuk dua jenis pesawat dan helikopter Surion. Dengan jaringan kuat dan kepemimpinan teknologi global GE, kami akan terus memainkan peran penting dalam memfasilitasi upaya Korea untuk menjual pesawat generasi berikutnya ke luar negeri.” Program KF-X senilai $ 7,7 miliar berencana membangun pesawat tempur sekelas F-16 dengan bantuan kontraktor pertahanan global, termasuk GE, untuk menggantikan penuaan armada F-4 dan F-5 Angkatan Udara Korea Selatan. KAI akan menyediakan 120 pesawat bermesin ganda untuk Angkatan Udara pada 2032. Selama 35 tahun terakhir, GE telah bekerja sama dengan kementerian pertahanan dan perusahaan penerbangan swasta di Korea Selatan. Lebih dari 1.300 mesin GE telah memperkuat 600 pesawat dan kapal yang dioperasikan oleh militer Korea, termasuk mesin F110 dan F404 untuk pesawat tempur sayap tetap, mesin T700 dan CT7 untuk helikopter dan pesawat terbang turboprop, dan mesin LM500 / LM2500 untuk kapal angkatan laut.

Sumber: (koreatimes.co.kr). jkgr

Perubahan Pasar Senjata Rusia

Di tengah keretakan hubungan dengan Barat dan gempuran sanksi yang diluncurkan sepanjang 2014, Rusia tetap mampu mempertahankan posisinya di pasar senjata global. Pasar negara-negara Asia Pasifik dinilai lebih prospektif dan menguntungkan. 
Sumber: http://jakartagreater.com

Kesepakatan yang paling menjanjikan adalah negosiasi yang tengah dilakukan dengan Indonesia untuk memasok pesawat jet tempur Su-35.  Kesepakatan yang paling menjanjikan adalah negosiasi yang tengah dilakukan dengan Indonesia untuk memasok pesawat jet tempur Su-35. Foto: Sergey Mamontov/RIA Novosti 


MOSCOW:- Bertahannya posisi Rusia dalam pasar senjata global terbukti dalam laporan penjualan senjata dunia, baik yang dipublikasikan oleh Rusia maupun lembaga asing—meskipun terdapat perbedaan angka pada nilai keseluruhan teknologi militer yang dijual oleh Rusia. Namun, tren yang terjadi di pasar yang sangat dipolitisasi ini punya tendensi untuk berubah, dan angin yang mendorong kapal layar industri pertahanan Rusia bisa saja bertiup ke arah yang salah. Berdasarkan laporan IHS Jane’s Annual Defence Budgets Review, total penjualan senjata Rusia sepanjang 2014 mencapai sepuluh miliar dolar AS, meningkat sembilan persen dibanding tahun sebelumnya. Namun, pada laporan Rosoboronexport nilai ekspor senjata Rusia pada 2014 lebih tinggi tiga miliar dolar AS dibanding angka yang diterbitkan IHS Jane’s. Namun bagaimanapun juga, melihat pencapaian Amerika Serikat pada periode yang sama, angka itu masih jauh dari mengagumkan. Pada 2014, total penjualan senjata AS mencapai 23,7 miliar dolar AS, meningkat 19 persen dibanding tahun sebelumnya. Dengan kata lain—bahkan jika kita membuat penyesuaian dengan menghitung nilai absolut (senjata Amerika dijual lebih mahal)—peningkatan jumlah penjualan senjata AS mencapai lebih dari dua kali lipat dibanding Rusia. 

Di Balik Angka 
Mengapa penjualan senjata AS mengalami peningkatan yang sangat signifikan? Alasannya sederhana: kekacauan situasi di Timur Tengah. AS telah menjadi kekuatan dominan dalam perpolitikan dunia selama bertahun-tahun. Mereka terus memperkuat posisinya dan sekutu mereka pun menikmati keuntungan dari tidak stabilnya harga minyak. Sementara, sekutu Rusia warisan Uni Soviet (seperti Suriah dan Irak) malah tengah didera sanksi dan perang sipil. Dengan kondisi demikian, industri militer AS dapat mengambil keuntungan maksimal dari kekacauan yang diciptakan oleh pemerintah mereka di Timur Tengah. Hasilnya, penjualan senjata AS di pasar senjata global pada 2014 melampaui Rusia berkali-kali lipat, 8,4 miliar dolar AS berbanding 1,5 miliar dolar AS. Rusia bahkan berada di bawah Inggris dan hanya sedikit berada di atas Prancis. Target pasar Rusia, seperti Suriah misalnya, tengah dirongrong oleh perang sipil, sangat kontras dengan mitra kunci AS di wilayah tersebut, Arab Saudi, yang menurut laporan HIS Jane’s merupakan pembeli senjata yang paling boros pada 2014. Arab Saudi menghabiskan 6,4 miliar dolar AS pada 2014 untuk pembelian senjata dan berencana meningkatkan angka tersebut hingga 50 persen pada 2015. 

Pilih India Atau Tiongkok 
Angka pembelian senjata Arab Saudi yang fantastis membuat negara tersebut bahkan mengungguli importir senjata terbesar di dunia, India. Dan hal tersebut menciptakan perdebatan mengenai situasi di pasar utama Rusia tersebut. Tahun lalu, industri pertahanan Rusia paling banyak menjual senjata ke Tiongkok (2,3 miliar dolar AS), disusul India (1,7 miliar dolar AS), dan Vietnam serta Venezuela (masing-masing satu miliar dolar AS). Prospek masa depan target pasar Rusia dirundung sejumlah pertanyaan. “Kami memprediksi akan terjadi penurunan jumlah ekspor senjata Rusia karena banyak program pembelian senjata yang telah terpenuhi, dan hal ini akan diperparah oleh kehadiran sanksi,” tulis Jane’s dalam laporannya. India, meski memiliki sejumlah proyek gabungan bersama Rusia seperti pengembangan BrahMos dan pembuatan pesawat tempur generasi kelima FGFA, mulai menunjukan ketertarikan pada senjata Barat. Mereka kini sedang memperluas kerja sama dengan Israel, AS, dan Uni Eropa. Hal tersebut jelas terlihat pada kunjungan terbaru Barack Obama ke India. Strategi ini membuat India, yang telah mendeklarasikan kebijakan “Made in India” untuk mendapatkan teknologi yang lebih canggih dan mendiversifikasi produk impor mereka. Selain itu, kerja sama dengan India sulit dilakukan bersamaan dengan upaya untuk mendekati Tiongkok. Keputusan untuk memasok sistem pertahanan udara S-400 ke Tiongkok menimbulkan reaksi yang sangat menyakitkan dari mitra Rusia di India. Sedangkan Venezuela, Iran, dan Algeria, daya beli mereka—sama seperti Rusia sendiri—tengah sengsara karena jatuhnya harga minyak dan gas. 

Target Pasar Masa Depan 
Pada Januari, dalam pertempuan dengan Komisi Kerja Sama Militer Teknis, Presiden Rusia Vladimir Putin mengingatkan perlunya mencari pasar baru untuk senjata Rusia di Amerika Latin, Afrika, dan Asia Tenggara. Di Amerika Latin, Rusia tengah mengerjakan sejumlah proyek dengan Brasil. Negara tersebut sedang mempertimbangkan untuk membeli sistem pertahanan udara Rusia dan membangun kerja sama di bidang helikopter. Selain itu, Rusia juga sedang menatap kemungkinan kerja sama dengan Peru, Argentina, dan Nikaragua. Di Afrika, Uni Soviet tak hanya mewariskan tagihan utang-utang yang belum dibayar oleh negara di wilayah ini untuk Rusia, tapi juga dalam lingkup kerja sama militer-teknis. Namun, komunikasi antara Rusia dan Afrika telah nyaris putus selama hampir 20 tahun. Kini, mereka harus membangun kembali jaringan baru di pasar yang tak terlalu kaya ini, sambil berkompetisi mati-matian dengan suku cadang murah buatan Tiongkok. Pasar yang lebih prospektif dan menguntungkan adalah pasar di negara-negara Asia Pasifik. Kesepakatan yang paling menjanjikan adalah negosiasi yang tengah dilakukan dengan Indonesia untuk memasok pesawat jet tempur Su-35, yang akan menggantikan pesawat tempur tua Amerika F-5 milik Angkatan Udara Indonesia.  



luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com