Ranpur Buatan Anak Negeri

Ada beberapa macam ranpur yang telah dibuat oleh anak negeri untuk kepentingan TNI dalam menjaga negeri ini

Pesawat SU-30

Pesawat dari keluarga Sukhoi ini pesawat MultiRole buatan Rusia yang melengkapi angkatan peralatan Tempur TNI AU

Senapan Serbu (SS2) V5 Buatan PT Pindad

Senapan SS2 buatan Pindad yang telah mengantarkan Militer Indonesia menjuari kejuaraan Tembak di beberapa Negara

Kapal Trimaran

Kapan Cepat Rudal yang akan di produksi oleh Indonesia di Banyuwangi pada tahap kedua dimana yang tahap pertama kapal tersebut telah terbakar.

Friday, March 6, 2015

Disuntik Modal Rp 700 Miliar, Ini Proyeksi PT Pindad

PT Pindad siap memproduksi hingga 10 ribu amunisi kaliber 105 mm untuk meriam Howitzer dan tank-tank lain yang berdaya jangkau mencapai 20 kilometer. Sejumlah proyeksi lain juga dibuat dengan percaya diri setelah perusahaan pelat merah ini menerima suntikan modal sebesar Rp 700 miliar pada 2015. "Termasuk kami akan mengembangkan roket yang digunakan oleh TNI Angkatan Darat dan marinir di TNI Angkatan Laut," kata Kepala Divisi Munisi PT Pindad I Wayan Sutama di sela-sela uji coba di Air Weapon Range (AWR) Pandanwangi, Lumajang, Jumat, 6 Maret 2015.  Dengan penyertaan modal itu, PT Pindad pun berani bermimpi mengekspor amunisi 105 mm nantinya. Ihwal kemampuan dan kualitas, Sutama meyakinkan bahwa amunisi yang diproduksi PT Pindad ini sudah digunakan cukup lama. "Barang-barang ini jenis keunggulannya setara dengan amunisi-amunisi di dunia," katanya. Sebelumnya, Sutama mengungkapkan bahwa PT Pindad tengah mengembangkan empat varian amunisi kaliber besar, yakni berukuran 105 mm. Tiga dari empat varian itu yakni asap, hampa, dan latih.  Amunisi varian hampa dan latih dapat digunakan sebagai alternatif untuk meningkatkan keterampilan prajurit dalam memberi efek psikologis suara. Sedangkan varian asap biasa digunakan untuk meninjau lapangan.  Dalam keterangan tertulisnya, Direktur Utama PT Pindad (Persero) Silmy Karim mengatakan demo produk amunisi kaliber besar merupakan komitmen perusahaannya untuk mendukung kemandirian industri pertahanan. Selain itu, PT Pindad juga ingin menunjukkan bahwa produksi amunisi ini akan mampu mendukung kebutuhan alat utama sistem pertahanan bagi batalion artileri medan baik di jajaran Angkatan Darat maupun Angkatan Laut.

Sumber: Tempo

Tambah Pasukan untuk Armada Timur di Papua, Marinir Kerahkan 8.000 Prajurit

TNI AL akan menambah 1 Komando Armada yang sejalan dengan pembentukan Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan). Untuk memperkuat Komando Armada yang baru, Marinir juga akan menambah 1 Pasukan Marinir (Pasmar) yang merupakan Komando Pelaksana Utama Korps baret ungu tersebut. Saat ini TNI AL memiliki 2 Komando Armada, yaitu Komando Armada Barat (Koarmabar) yang berada di Jakarta dan Komando Armada Timur (Koarmatim) yang berada di Surabaya, Jawa Timur. Nantinya TNI AL akan menambah dengan pembentukan Komando Armada Tengah di Makassar, Sulsel, dan Koarmatim akan dipindahkan ke Sorong, Papua. Sedangkan Koarmabar tetap berada di Jakarta. Sementara untuk yang di Surabaya akan dijadikan Komando Armada RI sebagai pusat. Komandan Korps Marinir Mayjen Faridz Washington mengatakan jajarannya siap dengan rencana penambahan kekuatan itu. Pembentukan 1 Pasmar baru itu rencananya akan ditempatkan untuk mendukung Koarmatim di Sorong. "Kami sudah siap. Nanti nambah 1 di Sorong, satu lokasi dengan Koarmatim. Kalau yang di Jakarta dan Surabaya tetap," ujar Faridz saat dikonfirmasi di Mako Marinir, Kwitang, Jakpus, usai mendapat kunjungan dari jajaran Trans Media, Jumat (6/3/2015). Turut hadir dalam acara tersebut Komisaris Trans Media Ishadi SK. Marinir akan menambah 8.000 personel untuk kekuatan di Pasmar Sorong itu. Bahkan satu batalyon tank saat ini sudah siap meski Pasmar ketiga tersebut belum terbentuk. "Personel tambah, sekitar 8.000-an. Kalau (penambahan) Alutsista bertahap sampai renstra (rencana strategi) ke 2024. Kalau sekarang yang sudah siap 1 batalyon tank," kata Jenderal Bintang 2 itu. Faridz pun mengaku siap mengerahkan pasukan dan komando kapanpun diperintahkan. Menurutnya pembentukan Koarmatim menyusul Parmar di Sorong hanya tinggal menunggu Keputusan Presiden. "Kalau kita sih siap kapan aja, tinggal nunggu waktu, tunggu perintah dari Panglima, tunggu Keppres.," tutur Faridz. Lalu sudah ada nama-nama yang disiapkan untuk menjadi Komandan Pasmar di Sorong? "Belum lah kalau itu," pungkasnya. 


Sumber : Detik

Rosoboronexport: Pengiriman Su-35 ke Indonesia Masih dinegosiasikan

Rosoboronexport dan Indonesia sedang bernegosiasi tentang pengiriman pesawat jet tempur Sukhoi Su-35, demikian disampaikan Wakil CEO Rosoboronexport Sergey Goreslavskiy dalam wawancara bersama RIA Novosti. "Kami sedang bernegosiasi dengan para pakar Indonesia. Namun, masih terlalu dini untuk membicarakan berapa jumlah jet yang akan dikirimkan dan tanggal penandatanganan kesepakatan," kata Goreslavskiy. Dalam wawancara tersebut, Goreslavskiy mengingatkan, Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Madya TNI Agus Supriatna belum lama ini mengatakan, pesawat tempur Su-35 jet memenuhi spesifikasi untuk melengkapi kekuatan TNI AU. Selain itu, menurut Supriatna, pesawat Sukhoi Su-35 dipilih TNI AU karena perawatan pesawat tersebut lebih mudah dilakukan. Kabar rencana pembelian pesawat tempur Sukhoi Su-35 oleh Pemerintah Indonesia dari Rusia telah dibicarakan sejak Januari 2014 lalu. Pesawat tersebut rencananya akan digunakan untuk menggantikan F-5 Tiger II yang dinilai sudah ketinggalan zaman. Saat ini Indonesia memiliki 16 pesawat tempur Su-27SK/SKM dan Su-30 MK/MK2. Hingga 2024, akan ada delapan skuadron yang berisi 16 unit pesawat tipe "Su" per skuadronnya. Kemungkinan skuadron tersebut akan diisi oleh pesawat unggulan saat ini, yakni Su-35.


Sumber: RBTH

Demo Produk Munisi Kaliber Besar (MKB) 105 mm Howitzer

PT Pindad menggelar demo produk Munisi Kaliber Besar (MKB) 105 mm Howitzer. Demo bersama TNI AD dilakukan di Lapangan Tembak milik Dinas Penelitian dan Pengembangan (Ditlitbang) TNI AU di Desa Pandawangi, Kecamatan Tempeh, Lumajang, Jumat (6/3/2015). Dari hasil uji coba, kemampuan dari 105 mm Howitzer bisa meluncur sejauh 11 kilometer dengan dampak ledakan 25 meter persegi. Munisi Howitzer ini diharapkan membantu pergerakan prajurit dalam operasi militer ke markas musuh. Dalam demo (uji coba) tersebut, ada 3 jenis Howitzer 105 mm yang diuji coba ditembakan terdapat 3 jenis yakni, Practice Cadtrige, Smoke Hell dan High Explosice (HE). "Ada tiga jenis Howitzer yang kita uji cobakan kali ini, dan semuanya merupakan karya anak bangsa," kata Kadiv Munisi PT Pindad I wayan Sutaman usai menggelar uji coba.  Dalam uji coba munisi jenis 105 mm Howitzer ini, hadiri petinggi TNI AD untuk melihat secara langsung yakni Wakasad Log Brigjen Jani, Dirpalad Brigjend Basuki Abdullah dan Danpusenarmed Brigjend Sonhaji. Menurut Danpusenarmed Brigjend Sonhaji Howitzer munisi ini adalah produk anak negeri yang tidak kalah dengan munisi dari luar. "Selain murah dan sangat efektif membantu dalam pertempuran dan operasi militer," ungkap pamen intang satu tersebut. Sementara itu Kadiv Munisi PT Pindad Malang mengaku akan pengembangan munisi terus dilakukan oleh pihaknya untuk membantu TNI. "Tahun depan kita akan buat munisi untuk tank baik ukuran kecil maupun besar serta untuk munisi marinir," pungkas I Wayan.

Sumber: Detik

Kunjungan Kerja Waaster Panglima TNI Ke Makodim 1704/Sorong

Dalam rangka mengecek Satuan di jajaran Korem 171/PVT, maka Waaster Panglima TNI Laksamana Pertama S. Panjaitan melaksanakan kunjungan kerja dan pemeriksaan sarana dan prasarana Makodim 1704/Sorong. Kunjungan kerja ke Makodim 1704/Sorong yang di laksanakan sehari tersebut adalah merupakan agenda kunjungan dari Waaster Panglima TNI ke Kodam XVII/Cenderawasih. Jumat, 6/03.
Dalam kunjungan tersebut Waaster Panglima TNI juga menerima paparan dari Dandim 1704/Sorong Letnan Kolonel Inf Robby Suryadi.S.Sos tentang program-program kerja yang diturunkan dari komando atas yang saat ini sedang di laksanakan di Makodim 1704/Sorong serta Kondisi satuan Makodim 1704/Sorong .
Di jelaskan juga oleh Dandim 1704/Sorong tentang MoU Kodim 1704/Sorong dengan Dinas Pertanian Se-Sorong Raya mengenai ketahanan pangan dan Swasembada pangan.
Saat mengecek pangkalan Makodim 1704/Sorong, Waaster Panglima TNI juga sempat meninjau aula Makodim 1704/Sorong yang sedang di bangun serta berbincang-bincang dengan anggota Kodim 1704/Sorong yang sedang melaksanakan pengerjaan aula. Kunjungan diakhiri dengan Coffee Morning di ruang transit Kodim 1704/Sorong dan Foto bersama.


Sumber: TNI AD

TNI AD berduka, Sniper Legendaris Peltu (Purn) Tatang Koswara Telah Pergi

TNI AD berduka setelah kehilangan salah satu putra terbaiknya. Almarhum Peltu (Purn) Tatang Koswara, atau yang biasa dikenal masyarakat dengan sebutan Sang Sniper Legendaris Indonesia, telah tutup usia pada Selasa (3/3).
Julukan sebagai Sniper Legendaris ini diperoleh Almarhum karena semasa aktif menjadi prajurit TNI AD, Peltu (Purn) Tatang pernah dikirim bertugas operasi di Timor Timur sebagai seorang penembak jitu atau sniper.
Peltu (Purn) Tatang Koswara menghembuskan nafas terakhir sekitar pukul 20.00 Wib di RS. Medistra Jakarta, pada usia 68 tahun akibat serangan jantung.
Almarhum Tatang memulai karier militernya di TNI AD dengan menjadi seorang Tamtama di Banten pada tahun 1966. Setelah mengabdi selama tujuh tahun dengan berbagai tugas  yang dilakukannya, Almarhum diangkat menjadi seorang Bintara dan ditempatkan di Pusat Kesenjataan Infanteri (Pusenif). Disanalah ia mengikuti berbagai pelatihan, mulai dari kualifikasi Raider hingga Sniper. Ia menggunakan sandi S-3 alias Siluman 3. Pada kurun waktu tahun 1977 s.d. 1978, Tatang beroperasi di Timor Timur.  Almarhum mengakhiri dinas sebagai prajurit (pensiun) ketika berpangkat Peltu pada tahun 1994.
Prestasi yang diraih Almarhum Tatang yaitu ia berhasil mencatatkan namanya dalam jajaran penembak jitu terbaik di dunia. Dalam buku Sniper Training, Techniques and Weapons karya Peter Brookersmith terbitan tahun 2000, nama Tatang masuk dalam daftar 14 besar Sniper’s Roll of Honour di dunia. Sebuah prestasi anak bangsa yang membanggakan bagi TNI AD maupun masyarakat Indonesia pada umumnya.
Almarhum pergi menghadap Sang Pencipta dengan meninggalkan Tati Hayati, istri yang dinikahinya pada tahun 1968, dan 4 orang anak serta 7 orang cucu. Sedianya pada Rabu (4/3) ini, Almarhum Tatang direncanakan akan melaksanakan wawancara eksklusif dengan Majalah Palagan di Dinas Penerangan Angkatan Darat, Mabesad, Jakarta Pusat. Namun, apa daya Tuhan Yang Maha Kuasa telah memanggilnya pulang sebelum ia sempat menjejakkan kakinya di Markas Besar Angkatan Darat, untuk melakukan wawancara.
Selamat Jalan Sniper Terbaik Bangsa…
Prestasi dan jasamu akan selalu kami kenang dan tauladani… (Dispenad)

Sumber: TNI AD

Penataran Senjara ATGM N-Law Denpal Divif 2 Kostrad

Dengan adanya pembaharuan alutsista yang dimiliki oleh TNI AD, perlu pengenalan dan pembelajaran yang lebih intensif terhadap jenis senjata baru tersebut, banyak ragam senjata yang masuk ke dalam jajaran TNI AD, khususnya jajaran Kostrad. Meliputi jenis persenjataan milik Infanteri, Artileri, dan Kavaleri. Sebagai satuan yang bertanggung jawab terhadap pemeliharaan dan perawatan materiil sejajaran Divif 2 Kostrad khususnya materiil senjata, maka Denpal Divif 2 Kostrad perlu menyelenggarakan suatu kegiatan yang bersifat menambah pengetahuan dan pembelajaran tentang senjata baru di lingkungan prajurit Infanteri yaitu senjata ATGM jenis N-LAW ( Next Generation Light Anti Tank Weapon ) yang berasal dari Negara Swedia bekerja sama dengan Inggris, SAAB Bofors Dynamics.Dengan bobot 12,5 kg, ATGM NLAW memiliki kemampuan memprediksi garis pandang, menyeleksi mode serangan, serangan atas atau serangan langsung dengan jarak tembak 20 m – 600 m. Tapi hal ini tak dianggap masalah jika dikaitkan dengan kondisi geografis Indonesia yang relatif banyak menyediakan tempat perlindungan seperti bukit, gunung maupun hutan dan rawa.ATGM lebih menekankan kepada aspek mobilitas operatornya. ATGM ini juga dianggap cocok untuk perang kota, di mana NLAW bisa diluncurkan dari ruang-ruang tersembunyi dan sempit.    Penataran ini diikuti oleh perwakilan dari satuan Infanteri sejajaran Divif 2, terutama prajurit yang nantinya akan memegang senjata tersebut, dengan adanya kegiatan tersebut diharapkan prajurit mampu di dalam mengoperasikan senjata baru Infanteri ATGM jenis N-LAW.

Sumber: 

Menhan minta TNI tahan diri jangan perang lawan Australia

Isu hukuman mati dua terpidana Bali Nine, Andrew Chan dan Myuran Sukumaran membuat hubungan Indonesia dan Australia memanas. Berbagai cara dilakukan Australia. Dari lobi diplomatik meminta Presiden Jokowi memberikan pengampunan, hingga penggalangan opini serta menekan Indonesia. Yang terbaru, Menlu Australia Julie Isabel Bishop menawarkan barter tahanan. Namun Presiden Jokowi menegaskan tidak ada barter yang akan dilakukan. "Tidak ada (barter tahanan)," kata Jokowi di sela-sela perayaan Cap Go Meh di Bogor, Kamis (5/3). "Kita ini menjaga hubungan baik dengan negara mana pun, ingin bersahabat dengan negara mana pun, tapi kedaulatan hukum tetap kedaulatan hukum. Kedaulatan politik tetap kedaulatan politik," tegasnya. Sejumlah pihak merasa gerah dengan berbagai aksi Australia menyelamatkan dua warganya itu. Panglima TNI Jenderal Moeldoko bahkan membenarkan adanya upaya pihak-pihak tertentu untuk menggagalkan eksekusi mati. "Kan banyak cara (menggagalkan eksekusi hukuman mati), dengan cara mempengaruhi keputusan, melalui diplomatik dan seterusnya. Cara-cara lain juga ada," kata Moeldoko di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (4/3). Moeldoko tidak menjelaskan lebih lanjut, namun dia menegaskan intelijen TNI dikerahkan untuk mengantisipasi upaya penggagalan itu. "Ya, prinsipnya enggak boleh gagal (eksekusi hukuman mati), begitu," tegasnya. Di kesempatan berbeda, Moeldoko juga menegaskan TNI sudah menyiapkan antisipasi untuk pengamanan eksekusi Bali Nine dari rongrongan pihak asing. "Pengamanan secara standar oleh kepolisian tetapi ada hal-hal yang kami siapkan dari TNI untuk mengantisipasi di luar standar itu," kata Moeldoko usai Rapim TNI-Polri di auditorium Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian, Jakarta, Selasa (3/3). Dia menjelaskan jika menjelang eksekusi mati warga Australia terpidana anggota Bali Nine Myuran Sukumaran dan Andrew Chan, kedaulatan Indonesia terganggu. Maka TNI tak segan-segan untuk mengerahkan pasukan. "Kalau pengamanan standar polisi yang maju kalau sudah jalannya mengganggu kedaulatan, TNI turun. TNI turun harus disiapkan dong. Jangan sudah terjadi sesuatu terlambat," ujarnya. Bukti ketegasan TNI mengawal pelaksanaan hukuman mati ini terjadi saat pemindahan Andrew Chan dan Myuran Sukumaran pada Rabu (4/3) dini hari. Pesawat baling-baling ATR 72-600 PK EGO milik maskapai Wings Air yang mengangkut keduanya dikawal dua jet tempur Sukhoi SU-30 dan dua F-16 milik TNI AU hingga mendarat di Cilacap. Sukhoi ini telah disiapkan sejak akhir Februari lalu dan sempat berlatih manuver di atas Lapas Kerobokan, Bali. Meski TNI siap siaga, Menhan Ryamizard Rycudu justru memberikan penilaian berbeda. Sejauh ini, menurutnya tidak ada indikasi upaya penggagalan eksekusi, misalnya dengan penyerangan melalui kapal-kapal dari Australia ke Nusakambangan. "Enggak ada, enggak ada. Tidak ada indikasi begitu ya. Mau perang endak gampang-gampang. Perang gara-gara orang kaya gituan kok perang," ujarnya di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (4/3). Meski demikian, Ryamizard telah mengumpulkan 40 atase pertahanan untuk menyampaikan pesan kepada negara-negara yang warga negaranya akan dieksekusi mati di Indonesia. "Minggu lalu saya kumpulkan ada 40 atase pertahanan. Saya sampaikan biar jelas, dia kan harus membawa pesan, biar jelas, bahwasanya mereka harus tahu satu hari tuh 40 orang bangsa Indonesia mati karena narkoba. Bayangkan kalau setahun 18.000 mati, belum lagi yang rehabilitasi 4 juta lebih, belum lagi yang sudah tidak bisa lagi, nunggu mati, karena sudah parah. Ini akibat yang pengedar itu. Dia harus dihukum mati sudah wajar, jadi harus tahu harus jelas. Kamu harus bawa pesan ke negara kamu. Itu ada Brasil, Belanda, Australia," beber Ryamizard. Ryamizard menyebut penjahat narkoba lebih jahat daripada penjahat perang. Sebab, masih ada terpidana yang ditahan namun masih menjalankan bisnis narkobanya di dalam bilik penjara. "Mereka ini kan enggak kapok, udah di tahanan masih mengatur peredaran. Apalagi dilepas, oh luar biasa, 18.000 mati mungkin kalau mereka dilepas akan meningkat aja bangsa kita mati. Saya bilang itu melebihi penjahat perang, pantas dihukum mati. Ya saya sampaikan (kepada negara-negara tersebut)," ujarnya. Jika karena ini, dua negara sampai perang, kata Ryamizard akan sangat memalukan. "Tadi disampaikan dibantu oleh TNI. Tapi mau perang-perang masak karena narkoba malu-maluin aja," ujarnya.Perintah Menhan minta TNI tahan diri jangan perang lawan Australia.


Sumber: Merdeka

Kepada Menlu Australia, Retno Jawab Pertukaran Tahanan Tak Bisa Direalisasikan

Kementerian Luar Negeri RI mengisyaratkan penolakan terhadap tawaran pertukaran terpidana yang diajukan Australia. Pertukaran tahanan tidak dikenal dalam sistem hukum dan undang-undang di Indonesia. "Ibu Menlu (Retno LP Marsudi) menyampaikan (kepada Menlu Australia Julie Bishop) bahwa pertukaran tahanan tidak dikenal dalam aturan hukum atau undang-undang di Indonesia, maka tawaran itu tidak bisa direalisasikan," kata Juru Bicara Kemlu RI Arrmanatha Nasir di Jakarta, Kamis (5/3/2015), seperti dikutip Antara. Arrmanatha membenarkan bahwa Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop telah menghubungi Menlu Retno untuk menyampaikan tawaran pertukaran tahanan. Tawaran tersebut terkait rencana eksekusi mati dua warga negara Australia, Andrew Chan dan Myuran Sukumaran. Menurut dia, Menlu Retno menerima telepon dari Menlu Bishop pada Selasa (3/3), saat Menlu RI sedang melakukan kunjungan bilateral ke Selandia Baru. Arrmanatha mengatakan, pihaknya menganggap tawaran Menlu Australia itu sebagai bagian dari upaya perlindungan terhadap warga negaranya.  Pemerintah Australia boleh mengerahkan berbagai upaya untuk melindungi warganya di Indonesia. Namun, hal itu harus dilakukan sesuai dengan sistem hukum di Indonesia dan etika diplomatik. "Artinya, Australia tidak melanggar aturan hukum di Indonesia dan menghargai kedaulatan hukum di negara kita," ujar Arrmanatha. Sebelumnya, Australia menawarkan pertukaran kedua anggota Bali Nine itu dengan tiga warga Indonesia yang saat ini dihukum di Australia karena kasus narkoba. Harian Sydney Morning Herald melaporkan, kesepakatan itu bisa melibatkan tiga warga Indonesia yang kini di penjara di Australia terkait peran mereka dalam kasus narkoba terkenal tahun 1998. Mereka dilaporkan bernama Kristito Mandagi, Saud Siregar, dan Ismunandar. Ketiganya masing-masing bekerja sebagai kapten, mualim, dan teknisi sebuah kapal yang membawa 390 kilogram heroin yang disita di dekat Port Macquarie, sekitar 400 kilometer di utara Sydney.



Sumber: Kompas

PT Pindad Kembangkan Panser Anoa Jenis Amfibi

Ujicoba Panser Anoa di Medan Berlumpur
Siapa yang tidak tahu dengan PT Pindad sebagai perusahaan Plat Merah Milik Indonsia yang memproduksi peralatan perang khususnya untuk TNI. Anoa merupakan salah satu kendaraan Tempur yang produksi oleh PT Pindad, Anoa sendiri mempunyai beberapa jenis. Saat ini PT PIndad mengembangkan  kendaraan tempur Anoa jenis Amfibi.
Kendaraan tempur ini bisa dibilang tangguh di segala medan. Selain di darat, panser ini bisa berjalan di atas permukaan air. Ini dimungkinkan karena kendaraan 6x6 ini dilengkapi dua water jet di bagian buritan. Direktur Utama Pindad Silmy Karim mengaku dalam pengembangan panser jenis ini, 100% dilakukan tenaga ahli dalam negeri. "Panser anoa amfibi ini murni hasil pengembangan Pindad. Sekarang masih dalam tahap pengembangan dan perkenalan. Diproyeksikan, panser anoa amfibi bisa ikut dalam parade (HUT TNI, 5 Oktober) tahun ini," kata Silmy di sela kunjungan Pusat Persenjataan Infanteri (Pussenif) TNI AD, Kamis, (5/3/2015). Saat ini, kendaraan tempur itu masih dalam proses sertifikasi. Menurutnya, untuk proses legal formal itu akan dilakukan pada Juni mendatang. Sertifikasi ini mutlak dibutuhkan sebagai jaminan keselamatan dan pengoperasiannya. Kendaraaan tempur ini diakuinya sangat cocok dengan wilayah NKRI yang beragam. Mulai dari daratan perbukitan dan pegunungan, daerah rawa, hingga sungai, danau, dan laut. "Kendaraan ini memang untuk menambah daya gerak atau mobilitas prajurit di lapangan. Dengan medan bervariasi itu dibutuhkan penambahan kemampuan untuk alat pengangkut," ucapnya mantap seraya menyebutkan pihaknya akan terus meningkatkan kualitas dan kapabilitas perusahaan. Dalam kesempatan itu, Silmy menyambut baik kehadiran rombongan Pussenif sebagai bentuk dukungan dan perhatian bagi industri pertahanan. Diskusi yang dilakukan tak lepas dari tujuan membangun kekuatan pertahanan. Kunjungan ini pun diakuinya sebagai kesempatan baik bagi industri dan pengguna bisa bertemu untuk membentuk hubungan sinergis. Tindakan ini sejalan dengan kebijakan Presiden RI Joko Widodo yang ingin meningkatkan kapasitas dan modernisasi peralatan tempur prajurit dengan produk dalam negeri. Khususnya dalam hal percepatan penguasaan teknologi serta proses transfer of technology dengan beberapa pelaku industri pertahanan global. Harapan yang sama diungkapkan Danpussenif Mayjen TNI Hinsa Siburian. Menurutnya, saat ini Pussenif sebagai kekuatan utama TNI AD sedang menjalankan program transformasi kesenjataan infanteri. Berbagai inovasi dilakukan. Salah satunya dengan melibatkan Pindad dalam proses penelitian dan pengembangan. "Dengan melihat industri pertahanan Pindad ini saya merasa sangat bangga. Dalam kacamata prajurit, dengan persenjataan produk Pindad ini menambah kesaktian prajurit. Majunya industri pertahanan ini memberikan kesaktian prajurit bertambah," ucapnya. Mengenai panser anoa amfibi, Hinsa mengatakan kendaraan itu menambah daya gerak prajurit. Artinya, kata dia, manuver sebagai hal utama dalam kesatuan infanteri itu terwujud sempurna. "Panser anoa yang tadinya hanya berjalan di darat, sekarang bisa berjalan di atas permukaan air. Infanteri yang awalnya berjalan kaki, dengan kemajuan teknologi kini bisa bermanuver ke air," tambahnya. Selain manuver, kesatuan infanteri pun membutuhkan tembakan mumpuni. Pindad, dalam hal ini diakuinya bisa memberikan kemampuan jitu. Sejauh ini, dari kebutuhan persenjataan infanteri sebagian besar dipasok Pindad. "Untuk senjata ringan, baik senapan atau amunisinya, seluruh kebutuhan infanteri ini berasal dari Pindad," ujarnya seraya mengakui pistol buatan Pindad itu sebagai produk yang sangat bagus. Saat itu, dia berkesempatan melakukan uji tembak di lapangan yang disediakan Pindad.







Sumber: Inilah

Rencana RI Membeli Sukhoi Su-35 dan Kesiapan Rusia untuk Alih Teknologi

Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau), Agus Supriatna menyebut tengah mengincar beberapa alutsista baru untuk mengganti pesawat F-5 Tiger buatan Amerika Serikat yang kian uzur. Dari sekian banyak alutsista, salah satu yang memikat hatinya jet tempur asal Rusia, Sukhoi Su-35.
Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau), Agus Supriatna menyebut tengah mengincar beberapa alutsista baru untuk mengganti pesawat F-5 Tiger buatan Amerika Serikat yang kian uzur. Dari sekian banyak alutsista, salah satu yang memikat hatinya jet tempur asal Rusia, Sukhoi Su-35.  Terkait dengan rencana tersebut, Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Mikhail Y. Galuzin, membenarkan sudah dihubungi perwakilan Indonesia mengenai rencana peremejaan alat tempur TNI AU. Ditemui di kediamannya pada Kamis, 5 Maret 2015, Galuzin menyebut alutsista yang akan dibeli Indonesia yakni Sukhoi Su-35.  "Kami berharap kesepakatan pembelian Sukhoi Su-35 bisa terjadi," ungkap Galuzin.  Menurut diplomat yang pernah ditempatkan di Jepang itu, ia ingin segera bertemu dengan Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, guna merealisasikan pembelian alutsista tersebut. Bahkan, dia mengaku akan sangat terbuka jika Indonesia ingin membahas isu-isu yang lebih teknis.  "Kami terbuka untuk berdiskusi bersama rekan kami dari Indonesia (mengenai rencana pembelian jet tempur ini). Kami siap untuk alih teknologi," ujar Galuzin.   Ketika dikonfirmasi oleh VIVA.co.id ke Kementerian Pertahanan mengenai rencana pembelian jet tempur Su-35, juru bicara Brigadir Jenderal, Djundan Eko, tidak menampik kemungkinan itu.  Djundan menyebut jet tempur Su-35 memang masuk ke dalam daftar belanja untuk anggaran tahun 2015-2019. Kendati begitu, dia menjelaskan bahwa pembelian alutsista harus melalui kajian terlebih dahulu. "Sebelum TNI AU memutuskan untuk membeli suatu alutsista, harus melalui kajian dulu. Baru setelah itu diajukan kepada kami," ujar Djundan.  Saat ini, dia menyebut belum menerima kajian atau pengajuan daftar alutsista.  "Mungkin masih dalam proses. Tetapi, kami belum membicarakan mengenai hal itu di Kemhan," imbuh dia.  TNI AU mengincar jet tempur Su-35 untuk dimasukkan ke dalam anggaran 2015. Jet tersebut masuk ke dalam daftar yang dia incar karena dapat memenuhi kebutuhan alutsita TNI AU dan lebih mudah dioperasikan.  Satu unit Su-35 diprediksi bernilai USD$65 juta atau setara Rp844 miliar. Nominal itu lebih murah dibandingkan jet tempur buatan Amerika Serikat, F-16 yang harga jualnya per unit mencapai USD$165 juta atau Rp2,1 triliun.  Su-35 merupakan model terbaru dari Su-27M Flanker, di mana terdapat peningkatan terhadap kemampuan superioritas tempur udara dan didesain agar bisa menembak berbagai target dengan menggunakan peluru kendali maupun non-kendali.  Menurut laman Russia Beyond The Headlines (RBTH), dalam 20 tahun terakhir, Indonesia telah membeli beberapa pesawat tempur multifungsi dari Rusia, yakni Su-27 dan Su-30, 10 helikopter Mi-35, 14 helikopter Mi-17, 48 kendaraan lapis baja BTR-80A dan 9.000 senapan Kalashnikov Ak-102. 

luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com